Ini Pernyataan Resmi FIFA Setelah Dua Hari Kunjungan di Indonesia
Delegasi senang kepada diskusi yang terbuka dan jujur selama pertemuan bilateral ini, yang menyoroti beberapa masalah yang membutuhkan reformasi.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah dua hari menggelar pertemuan dengan elemen sepakbola Indonesia, pihak delegasi FIFA dan AFC menghasilkan beberapa keputusan.
Keputusan tersebut dikemukakan atas nama Ketua Delegasi FIFA-AFC, Kohzo Tashima.
Namun dibacakan oleh Manajer FIFA Urusan Asia Pasifik, James Johnson di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Selasa, (3/11/2015).
Berikut pernyataan resmi FIFA:
Delegasi FIFA dan AFC yang dipimpin anggota Komite Eksekutif FIFA, Kohzo Tashima, dan Prince Abdullah, serta anggota Komite Eksekutif AFC, Mariano Araneta melanjutkan pertemuan mereka hari ini dengan pemangku kepentingan kunci sepak bola Indonesia, yang terdiri dari wakil liga profesional, pemain profesional, dan jurnalis olahraga.
PSSI diwakili Sekretaris Jenderal mereka dalam setiap pertemuan.
Delegasi senang kepada diskusi yang terbuka dan jujur selama pertemuan bilateral ini, yang menyoroti beberapa masalah yang membutuhkan reformasi.
Masalah ini akan ditangani secara resmi oleh komite ad hoc yang akan segera dibentuk dan akan bekerja di bawah kerangka peraturan FIFA, yang mengakui PSSI sebagai badan sepak bola Indonesia.
Pertemuan yang diadakan hari ini adalah bagian dari misi dua hari delegasi ke Jakarta, yang terdiri dari pertemuan dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada 2 November 2015.
Sebagaimana sudah dijelaskan kepada presiden, reformasi yang disepakati harus terjadi di bawah naungan Statuta FIFA, tapi pemerintah Indonesia diterima sebagai sebuah pemangku kepentingan di dalam proses itu.
Delegasi ini juga mencatat bahwa semua pemangku kepentingan sepak bola Indonesia, termasuk liga, pemain, dan media, juga pemerintah, memberi dukungan penuh untuk mengakhiri kebuntuan dalam sepak bola Indonesia.
Delegasi ini akan membawa temuan-temuannya ke Komite Eksekutif FIFA selama rapat pada 2 dan 3 Desember 2015.
"Pengakuan Tanpa Prestasi"
Kisruh pengelolaan sepak bola nasional sudah berlangsung lebih dari setahun.