Sinyo Aliandoe Tinggalkan Kenangan Manis Tentang Timnas Indonesia
Sinyo Aliandoe telah berpulang Rabu (18/11) pagi dalam usia 75 tahun
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Sinyo Aliandoe telah berpulang Rabu (18/11) pagi dalam usia 75 tahun. Almarhum adalah satu dari sedikit pelatih yang dinilai sukses saat menangani tim nasional Indonesia.
Oleh karenanya, kepergian Sinyo Aliandoe mengingatkan kembali pecinta sepakbola Indonesia pada kenangan manis dari prestasi yang ditinggalkan timnas Indonesia saat ditanganinya.
Sinyo Aliandoe, kelahiran Larantuka, Flores, 1 Juli 1940, diketahui mulai menekuni profesi pelatih pada awal 19 70-an, setelah mengalami cedera parah, patah tulang pergelangan kakinya. Cedera serius itu sekaligus mengakhiri karirnya sebagai pemain.
Sebagai pelatih, Sinyo Aliandoe dikenal lebih mengutamakan hitungan-hitungan teknis di lapangan, ketimbang menyandarkan diri dalam ungkapan keberuntungan. Dia menghitung benar, setiap kemampuan para pemain dalam proses mencetak gol.
Sinyo dinilai memiliki kemampuan mengubah pola permainan pasukannya seketika, hanya dengan memanfaatkan pergantian pemain.
Namanya tercatat dengan tinta emas sejarah perjalanan sepakbola Indonesia dari keberhasilannya mengantar timnas menjadi juara sub grup Pra Piala Dunia 1986, Meksiko. Kala itu, timnas Sinyo Aliandoe terdiri dari para pemain Galatama (kini ISL dan Divisi Utama).
Ada tambahan tiga pemain dari PSSI Garuda (U23), yakni kiper Hermansyah, Marzuki Nyakmad, dan Sain Irmis.
Para pemain yang masuk timnas PPD 1986 itu, adalah, Donny Latuperissa, Ferel Raymond Hattu (Niac Mitra), Haryanto (eks UMS ’80), Elly Idris, Rully Nere, Zulkarnaen Lubis, Bambang Nurdiansyah, Herry Kiswanto, Ristomoyo, Syafrudin Fabanyo, M. John (Yanita Utama), Yusuf Bachtiar, Agusman Riyadi (Perkesa ’78), Aun Harhara, Wahyu Tanoto (Tunas Inti), Dede Sulaiman (eks Indonesia Muda), Lasdi Arman (Semen Padang), Warta Kusuma, Dudung Abdullah (Warna Agung), Tonggo Tambunan (Arseto), Hermansyah, Marzuki Nyakmad, Sain Irmis (timnas Indonesia Garuda.
Bertindak sebagai manajer tim adalah Benny Mulyono dengan Salmon Nasution sebagai asisten pelatih.
Dalam perkembangannya, PSSI menambah para pemain baru ditimnas PPD 198/ tersebut, yaitu para pemain dari Indonesia Garuda (Budiawan, Patar Tambunan, Azhary Rangkuty, Anjar Rachmulyono, dan Hengky Siegers), serta Noach Merriem (Galasiswa), Didik Darmadi (Persija), dan Suliyanto (Warna Agung).
Dalam perkembangannya pula, ada pemain yang bertahan, tetapi ada juga pemain yang dicoret. Mereka adalah Syafrudin Fabanyo, Dudung Abdullah, Tonggo Tambunan, Budiawan, Azhary Rangkuty, Hengky Siegers, dan Suliyanto.
Lalu, bagaimana dengan pertandingannya?
Inilah hasilnya:
15/03/1985: Indonesia vs Thailand 1-0 (Dede Sulaiman 84)
18/03/1985: Indonesia vs Bangladesh 2-0 (Bambang Nurdiansyah 48 penalti, Dede Sulaiman 58)
22/03/1985: Indonesia vs India 2-1 (Bambang Nurdiansyah 42, 49; Krishanu Dey 34)
29/03/1985: Thailand vs Indonesia 0-1 (Herry Kiswanto 25)
02/04/1985: Bangladesh vs Indonesia 2-1 (Kaisar Hamid 75, Azmat Ali 83; Bambang Nurdiansyah 10 penalti)
06/04/1985: India vs Indonesia 1-1 (Narinder Thapa 87; Dede Sulaiman 20)
21/07/1985: Korea Selatan vs Indonesia 2-0;
30/07/1985: Indonesia vs Korea Selatan 1-4 (Dede Sulaiman).tb