Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

AS Roma Harus Kalahkan BATE Borisov Jika Ingin Dampingi Barcelona

Setelah AS Roma ditahan Torino 1-1 pada laga Serie A Italia akhir pekan kemarin, pelatih Rudi Garcia bersungut-sungut kepada pemainnya.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in AS Roma Harus Kalahkan BATE Borisov Jika Ingin Dampingi Barcelona
gettyimages.ie
Radja Nainggolan 

TRIBUNNEWS.COM, ROMA - Setelah AS Roma ditahan Torino 1-1 pada laga Serie A Italia akhir pekan kemarin, pelatih Rudi Garcia bersungut-sungut kepada pemainnya.

"Jangan bertindak seperti sebuah tim hebat karena kalian terlalu ketakutan." Begitu pesan Garcia seperti diberitakan La Gazzetta dello Sport.

Pernyataan si bos berkorelasi dengan kritik yang dilontarkan pendukung Roma soal lembeknya performa klub mereka. Sang Serigala diibaratkan seperti berubah menjadi kelinci. Lemah dan mudah disakiti lawan.

Kondisi itu tergambar dalam fakta I Lupi tak pernah menang dalam empat partai terkini di berbagai ajang. Jarak mereka dengan puncak klasemen di Serie A pun melebar menjadi lima poin.

Ada fakta lain yang mendukung bahwa rombongan Serigala Ibu Kota kini tidak lagi buas dan tampak ketakutan seperti kata Garcia. 

Gazzetta memuat data dari Opta bahwa Roma adalah tim paling sedikit melakukan contrasti alias tekel di Serie A musim ini.

Radja Nainggolan cs. hanya 223 kali mengambil bola dari penguasaan pemain lawan. Atalanta berada di posisi teratas dengan 363 tekel. Tim-tim besar lain, seperti Inter Milan (280), Napoli (261), AC Milan (258), Fiorentina (244), serta Juventus (242), juga jauh lebih galak daripada Roma.

Berita Rekomendasi

Memang frekuensi kesuksesan tekel tak selalu berbanding lurus dengan performa tim. Namun, hal itu menjadi gambaran pas untuk mengetahui level kemauan keras sebuah tim buat menguasai bola, mendominasi lawan, mencegah kemasukan, dan mencapai target utama: menang.

"Saya sudah lima tahun melatih Roma. Jika Anda tidak melakukan tekel, pertandingan tak akan bisa dimenangi," kata eks pelatih I Lupi, Luciano Spalletti, pada 2009.

Spalletti sepertinya tak asal bicara karena ucapannya terwujud dalam penampilan Roma. I Lupi hanya dua kali mencatatkan jumlah tekel lebih banyak dari lawan mereka di Serie A musim ini.

Kejadian itu muncul dalam laga kontra Juventus (15 tekel berbanding 11) dan Fiorentina (25-14). Hasilnya, Roma memenangi kedua partai tersebut dengan skor 2-1!

Pesan moralnya jelas. Rombongan Serigala Roma harus segera memulihkan kebuasan mereka kalau tak mau krisis mini berlanjut menjadi maksi. Pasukan Garcia membutuhkan itu guna menghadapi duel penentuan di fase grup Liga Champions melawan wakil Belarusia, BATE Borisov, Rabu (9/12/2015).

Kedua tim masih berpeluang lolos ke fase gugur sebagai pendamping Barcelona. Tiket terakhir itu bakal menjadi milik Roma andai mereka mengalahkan BATE, atau cukup seri dengan syarat Leverkusen gagal menekuk Barcelona pada duel lain.

Di lain pihak, BATE lolos jika sanggup mengalahkan Roma di Olimpico, sementara Leverkusen tidak menang atas Barca. Andai jatah ke babak 16 besar gagal didapat, jangan kaget bila akhir pekan nanti Roma sudah memiliki pelatih baru.

Walau Garcia masih dibela Presiden Roma, James Pallotta, dan Direktur Olah Raga, Walter Sabatini, sejumlah media Italia menilai kiprah klub di Liga Champions lebih menentukan masa depan sang arsitek.

Sumber: Juara.net
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas