Louis van Gaal Posisinya Gawat di Manchester United
Bukan rahasia lagi kalau posisi Louis van Gaal tengah menderita di Manchester United
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, MANCHESTER - Bukan rahasia lagi kalau posisi Louis van Gaal tengah menderita di Manchester United.
Berikut adalah tiga garis paling memungkinkan yang membuat manajemen Setan Merah harus memukul palu tentang nasib sang bos.
Dua hasil terkini Setan Merah kontra tim promosi memang jauh dari ideal. Man United kalah 1-2 lawan Bournemouth dan Norwich secara beruntun.
Kekalahan-kekalahan itu pun memunculkan rekor baru. Sebelum tumbang lawan Norwich, United belum pernah kalah laga kandang kontra tim promosi sejak Oktober 2001 (1-2 vs Bolton)
Hasil melawan Norwich dan Bournemouth adalah kali pertama dalam 69 tahun terakhir Man United tumbang secara beruntun melawan tim promosi.
Kendati buruk, secara keseluruhan, performa tim sebenarnya cukup stabil.
Gameweek kemarin hanya kali kedua Setan Merah keluar dari empat besar klasemen sejak pekan keempat musim setelah mereka kalah 1-2 dari Swansea City.
Beberapa suporter mungkin secara wajar kecewa karena Man United belum dapat mengincar puncak klasemen dan secara keseluruhan penampilan tim menderita.
Akan tetapi, musim ini bisa dikatakan masih dalam fase regenerasi setelah skuat hebat terakhir Sir Alex Ferguson pensiun.
Kepergian Rio Ferdinand, Nemanja Vidic, dan Patrice Evra, meninggalkan lubang kepemimpinan sangat besar sehingga Mario Bersaudara pun tak akan bisa menambal kebocoran kualitas dengan cukup cepat.
Seperti yang Van Gaal bilang, kesabaran para fans Setan Merah tengah diuji.
Hasil positif kontra Stoke dan Chelsea dalam 10 hari ke depan seharusnya cukup untuk meyakinkan CEO Ed Woodward agar tidak menarik pelatuk dengan sang meneer.
Hanya, Van Gaal jangan merasa aman dulu setelah dua laga tersebut.
Menurut Manchester Evening News, garis batas kedua adalah kualifikasi ke Liga Champions.
David Moyes terlihat lama akan dipecat ketika ia menakhodai Setan Merah. Kekalahan demi kekalahan memalukan diderita oleh Setan Merah di bawahnya.
Akan tetapi, sang pelatih baru ditendang setelah klub memastikan diri secara matematis gagal lolos ke Liga Champions setelah laga kontra Everton di Goodison Park pada April.
Gagal memastikan lolos ke Liga Champions, dan pelatih yang kontraknya baru akan habis pada Juni 2017 ini harus mengucapkan selamat tinggal.
Garis batas ketiga adalah dukungan dari ruang ganti. Bek Phil Jones telah mengungkapkan bahwa para pemain juga harus memikul beban tanggung jawab seperti juga sang pelatih.
Apabila kehilangan keharmonisan ini, seperti yang menimpa Jose Mourinho ketika ia mengkritik keras para pemainnya, baru manajemen harus bereaksi terhadap sang pelatih.
Garis-garis batas ini mungkin adalah langkah-langkah paling logis menurut media Inggris.
Namun, ketersediaan Jose Mourinho di pasar (dan juga Pep Guardiola pada akhir musim) bisa mengubah sesuatu yang logis menjadi irasional.