Pique Ejek Fans Espanyol dan Ketegangan Politik Catalonia
Ketegangan selama derby Catalonia, Barcelona kontra Espanyol, pada ajang semifinal leg I Copa del Rey, Kamis (7/1/2016), ternyata berbuntut panjang.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Gunadha
TRIBUNNEWS.COM, SPANYOL – Ketegangan selama derby Catalonia, Barcelona kontra Espanyol, pada ajang semifinal leg I Copa del Rey, Kamis (7/1/2016), ternyata berbuntut panjang.
Tensi panas tersebut, terus berlangsung hingga keluar lapangan.
Tak hanya cekcok dan nyaris adu jotos di lorong pemain, ketegangan juga terjadi melalui media massa.
Gerard Pique, bek Barcelona, melontarkan pernyataan bernada ejekan terhadap fans Espanyol seusai pertandingan.
“Suporter Espanyol menamakan dirinya sebagai ‘minoritas luar biasa’. Ya, mereka memang minoritas. Bahkan saking minoritasnya, mereka tak mampu memenuhi stadion mereka sendiri,” cecar Pique, seperti dikutip Soccerway.
Pique lantas menantang suporter Espanyol untuk menciptakan situasi yang mampu membuat Barcelona tak bisa mengembangkan permainan pada laga leg kedua, Kamis (14/1) pekan depan.
“Saya dan kita semua akan melihat, apa benar mereka (suporter Espanyol) bosa memenuhi stadion pada leg kedua. Bukan apa-apa, karena pada laga-laga sebelumnya, stadion mereka tak pernah penuh,” tandas Pique.
Laga Barcelona kontra Espanyol pada leg pertama memang berlangsung tak kondusif.
Setidaknya, ada dua kartu merah yang diberikan wasit kepada dua pemain Espanyol, Hernan Perez dan Pape Diop.
Ketegangan Politik
Secara historis, kedua klub juga kerap bersitegang karena persoalan politik.
Barcelona, merupapakan klub kebanggaan warga Catalonia yang mayoritas ingin merdeka dari kekuasaan Spanyol.
Upaya kemerdekaan Catalonia, berawal dari masa pemerintahan Jenderal Fransesco Franco yang menguasai Spanyol.
Jenderal Franco membangun pemerintahan fasis dibantu Musollini dari Italia, sejak sukses membantai kaum Republikan yang didukung Uni Soviet tahun 1939.
Kaum Republikan kiri terutama berbasis di Catalonia. Karenanya, sejak Franco berkuasa, bangsa Catalan dan Basque yang mendiami Catalonia dilarang menggunakan bendera dan bahasa daerah mereka sendiri.
Sementara Espanyol, meskipun berada dalam kawasan Catalonia, tapi dinilai mayoritas warga merupakan representasi kekuasaan Jenderal Franco.