Rodgers Ungkap Kebobrokan Kebijakan Transfer Liverpool
Mantan manajer Liverpool, Brendan Rodgers (42 tahun), hanya menjadi boneka dalam bursa transfer The Reds.
Laporan Wartawan Juara.Net Septian Tambunan
TRIBUNNEWS.COM, INGGRIS - Mantan manajer Liverpool, Brendan Rodgers (42 tahun), hanya menjadi boneka dalam bursa transfer The Reds. Dia membongkar kekecewaan selama ini karena gagal mendapatkan pilar yang diinginkan.
Rodgers mengawali cerita tentang kehadiran Mario Balotelli di Anfield pada musim panas 2014 dengan banderol 16 juta poundsterling (Rp 319,9miliar), padahal kala itu dirinya membutuhkan Alexis Sanchez.
Performa buruk akhirnya membuat penyerang berpaspor Italia tersebut dipinjamkan ke AC Milan pada musim panas lalu.
Hal tersebut bagai malapetaka bagi Rodgers. Pasalnya, dia sangat menginginkan sosok pengganti Luis Suarez, yang memilih hengkang ke Barcelona.
Akibat penurunan permainan tim, eks pelatih Swansea City itu akhirnya dipecat pada September 2015 dan digantikan oleh Juergen Klopp.
Seperti dikutip The Guardian pada Senin (18/1/2016), Rodgers akhirnya angkat bicara mengenai kebijakan perekrutan Liverpool.
"Sebagai manajer, Anda akan selalu menjadi boneka. Keputusan akhir bukan pada saya," kata Rodgers kepada Sky Sports.
"Hal ini sulit karena Anda menginginkan pemain dan jika pemain tersebut tidak ada dalam daftar, Anda harus memilih yang lain," ucapnya lagi.
Pria kelahiran Carnlough, Irlandia Utara, itu pun mejelaskan dengan lebih detail.
"Kami membutuhkan pemain yang bisa bertarung di atas lapangan. Bukan hanya mampu mencetak gol, karena ketika bersama Luis Suárez, dia bisa memberi kami lebih dari itu," tutur Rodgers.
Dia mengatakan bahwa seusai berduel dengan Milan dalam pertandingan persahabatan, dia ditanya mengenai Balotelli.
"Saya merasa Mario bukan orang yang cocok dengan gaya bermain kami," ujar Rodgers.
"Akan tetapi, dia datang di akhir musim panas ketika kami sedang berjuang untuk mendapatkan tipe pemain yang kami inginkan. Pemilik klub berpikir Mario mungkin bisa berkembang," ucapnya.