Rully Nere Nilai Seruan Mogok APPI Tidak Pikirkan Nasib Pemain
Seruan mogok yang diutarakan oleh Presiden APPI, Ponaryo Astaman yang membacakan deklarasi itu mematikan pemain sepak bola di level bawah
Penulis: Syahrul Munir
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Mantan Pelatih Tim Nasional Sepak bola Wanita Indonesia, Rully Nere menilai seruan mogok yang diteriakan Oleh Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) mengikuti turnamen sama saja tidak memikirkan pemain sepak bola lainnya.
Banyak pemain sepak bola do Divisi Utama, dan pemain amatir yang menyandarkan hidup dari profesi sebagai pemain bola.
Seruan mogok yang diutarakan oleh Presiden APPI, Ponaryo Astaman yang membacakan deklarasi itu mematikan pemain sepak bola di level bawah.
"Ajakan mogok turnamen itu sama saja tidak peduli pemain lain yang memang mencari nafkahnya di lapangan bola. Mungkin buat yang menyerukan itu tidak berdampak, tapi bagi pemain lain itu sangat beresiko," ujar Rully Nere kepada Harian Super Ball.
Selain tidak peduli, Rully menegaskan ajakan untuk melakukan boikot terhadap turnamen yang digelar setelah berakhirnya Turnamen Piala Jenderal Sudirman 2015-2016 itu sangat terlambat.
"Kenapa setelah dua kali turnamen, Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman baru ngajak boikot. Seharusnya dari awal kalau memang mau konsisten," ujarnya.
Sebelumnya Mantan Manajer Tim Nasional Sepak Bola Indonesia ASean Games 2014, Gede Widiade mengimbau para pemain tidak mengeluarkan Pernyataan yang membuat suasana semakin keruh.
Ia mengajak seluruh pemain memahami akan situasi persepak bolaan nasional yang sedalam dalam kondisi force majeure.
"Pemain juga harus tau kalau situasi sepak bola sedang dalam force majeure. Sebaiknya tidak perlu melontarkan pernyataan yang membuat situasi menjadi lebih keruh," ujarnya.