Delapan Poin Keputusan Jokowi Soal Masalah Sepak Bola
Seperti apakah gambaran pertemuan pimpinan negara yang khusus membicarakan kondisi sepakbola Indonesia itu?
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kabar pencabutan Surat PembekuanPSSI lahir setelah adanya pertemuan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua Tim Ad Hoc PSSI Agum Gumelar pada Rabu (24/2/2016) sore.
Menpora Imam Nahrawipun langsung memberi tanggapan pada wacana itu dan segera bergerak melakukan pengkajian.
Seperti apakah gambaran pertemuan pimpinan negara yang khusus membicarakan kondisi sepakbola Indonesia itu?
Kepala Komunikasi Publik Kemenpora Gatot S Dewa Broto menyampaikan ada delapan poin hasil keputusan dari pertemuan dengan presiden mengenai masalah sepakbola Indonesia.
Berikut gambaran poin keputusan itu seperti dikutip dari situs resmi Kemenpora RI pada Rabu (24/2/2016) malam:
Pertama, pertemuan tersebut berjalan dengan suasana kekeluargaan yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Kedua, Wapres Jusuf Kalla dan Agum Gumelar menjelaskan standing point masing-masing tentang tujuan reformasi dan kelanjutan survival PSSI bagi kepentingan berbagai event internasional.
Ketiga, setelah tidak terlalu lama saling berdiskusi kurang lebih dari pukul 17.00-17.40 WIB, Presiden memberikan arahan kepada Menpora untuk dalam satu dua hari ini mengkaji semua kemungkinan rencana terhadap pencabutan surat pembekuan terhadap PSSI.
Keempat, atas instruksi tersebut Menpora langsung menyanggupi untuk langsung mengkaji rencana pencabutan pembekuan dan segera melaporkan kepada Presiden.
Kelima, Menpora akan mengkaji dari berbagai aspek dan juga tetap mengedepankan esensi reformasi atau pembenahan tata kelola sepakbola nasional.
Keenam, seandainya pilihan pencabutan surat pembekuan tersebut diambil, maka pemerintah tetap akan menyertakan sejumlah persyaratan. Persyaratan tersebut ada pada point ketujuh.
Ketujuh, kesepakatan Kongres Luar Biasa yang sebelumnya ketua Tim Ad Hoc sepakat satu tahun, namun Menpora dalam rencana kajiannya akan meminta enam bulan.
Kedelapan, dalam proses pengkajian apapun hasilnya nanti tidak terkait dengan masalah menang atau kalah, namun bagi kepentingan sepakbola yang lebih baik. Khususnya menghadapi Sea Games 2017 dan Asian Games 2018 selaku Indonesia sebagai tuan rumah.(Dyan Rekohadi/Surya)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.