Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Obituarium Cruyff: Pujangga yang Mengubah Paras Sepakbola

APA yang membuat sepakbola menjadi menarik? Karena sepakbola melahirkan banyak sekali drama dari manusia-manusia yang kadangkala sungguh nyentrik

zoom-in Obituarium Cruyff: Pujangga yang Mengubah Paras Sepakbola
FOTO-FOTO: TELEGRAPH/DAILY MAIL

Lantas, sebagai apakah Johan Cruyff dikenang? Apakah sebagai pencecar kata-kata kontroversial? Saat melatih Barcelona, misalnya, ia pernah mengatakan bahwa doa sebelum pertandingan tidak terlalu diperlukan. "Sebab jika Tuhan menonton sepakbola dan mengabulkan doa-doa para pemain itu, maka tidak ada tim yang menderita kekalahan."

Apakah ia akan dikenang sebagai penyair? Mungkin. Tapi barangkali, ia lebih pantas dikenang sebagai jenius yang mengubah wajah sepakbola.

Tahun 1974, Cruyff datang ke Jerman Barat sebagai bagian dari satu tim yang baru saja mengalami revolusi. Dari permainan sepakbola Eropa yang kuno dan coba-coba meniru permainan indah Amerika Latin, menjadi sepakbola sistemik yang berpijak pada soliditas kerjasama, kejelian mencari dan mengisi ruang, serta kecepatan transisi, Totaal Voetbal.

Dan Rinus Michels, sang pembaru sistem ini (sebab mula-mula gaya ini telah dipraktikkan Tim Nasional Hongaria di tahun 1950an), pelatih yang nyaris selalu memanggil pemain-pemainnya hanya dengan nomor punggung mereka, memercayakan Cruyff sebagai jenderal di lapangan.

Hanya dia, ucap Michels, yang mampu menerjemahkan sistem ini dengan sempurna. Dan atas kehebatan itu, Cruyff menjadi satu dari sangat sedikit pemain yang dipanggil Michels dengan namanya: Johan.

BERITA TERKAIT

twitter: @aguskhaidir

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas