''Palu-Arit'' di Lapangan Hijau Sepak Bola Indonesia
GAMBAR palu dan arit merupakan tabu di Indonesia. Derajat tabunya, persis seperti gambar porno
Ketika menjadi wakil rakyat, keduanya getol membongkar kasus suap dalam bidang olahraga.
PKI dan Lobi Internasional
Tahun 1960-an, PKI tengah naik daun dalam panggung politik nasional. Mereka berada dalam lingkaran dalam rezim Soekarno.
Ketika itu pula, mereka turut menginisiasi sejumlah kebijakan terkait sepak bola.
Setidaknya, “campur tangan” PKI dalam lapangan hijau tampak jelas ketika mereka sukses melobi Lokomotiv Moskow, klub sepak bola asal Uni Soviet yang ketika itu ditakuti di jagad Eropa, untuk datang dan latih tanding ke Indonesia.
Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, dan PSMS Medan, merupakan tiga dari enam tim yang bisa mencicipi laga melawan kampiun Eropa saat itu.
Tak hanya itu, PKI juga memiliki andil dalam melobi pemerintah Uni Soviet untuk mendanai cuma-cuma alias bukan utang, pembangunan stadion megah di Indonesia.
Stadion megah yang merupakan duplikasi stadion besar di Rusia itu, kekinian masih berdiri megah dan riuh oleh para suporter sepak bola. Stadion itu adalah Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Catatan Redaksi: Sebagian artikel ini telah mengalami perubahan. Witarsa yang disebut dalam artikel ini bukan Aang Witarsa legenda Persib Bandung dan Timnas Indonesia. Demikian perbaikan telah dilakukan. Baca juga artikel: Aang Witarsa Legenda Sepak Bola Persib dan Indonesia Bukan Komunis