Aris Budi Sulistyo Ingin ISC Dijalankan Sesuai Jadwal
Aris mengucapkan, dari pantauannya penyelenggaraan ISC A dan B, performa sebagian besar tim tidak memuaskan
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih PSCS Cilacap, Aris Budi Sulistyo menilai turnamen jangka panjang Indonesia Soccer Championship (ISC) A atau B sebaiknya tetap dijalankan sesuai dengan rencana awal penyelenggaraannya.
"Menurut saat ini, tim peserta ISC A dan B belum siap untuk mengikuti kompetisi resmi seperti Liga Super Indonesia (LSI) dan Divisi Utama (DU). Jadi biarkan saja ISC digelar sesuai dengan rencana awal. Sebainya ISC dijadikan sebagai pra kompetisi saja," kata Aris kepada Harian Super Ball.
Pernyataan itu dikeluarkan Aris mengingat ada keinginan akan menjadikan ISC A dan ISC B sebagai pengganti kompetisi resmi tahun ini, pasca dicabutnya sanksi dari FIFA dan Menpora.
"Kompetisi resmi digelar tahun depan saja. Kalau dipaksakan ISC jadi kompetisi resmi, banyak sekali tim yang tidak siap. Untuk mengikuti ISC yang jenisnya hanya turnamen saja banyak sekali tim yang mempersiapkan diri dengan seadanya. Bagaimana jika turnamen ini dirubah sebagai kompetisi.Saya yakin kualitas kompetisinya tidak akan maksimal," ujar Aris.
Aris mengucapkan, dari pantauannya penyelenggaraan ISC A dan B, performa sebagian besar tim tidak memuaskan. Itu bisa dilihat dengan skor yang bisa tercipta selama ISC.
"Selama ISC A dan B, seluruh tim hanya mampu menang dengan skor kecil saja. Berbeda dengan saat kompetisi resmi sebelum konflik sepakbola, skor yang tercipta besar dan fantastis. Lihat saja performa Persipura Jayapura yang sampai sekarang tidak memuaskan. Itu menandakan banyak tim yang sebenarnya kurang siap berlaga di ISC," ucap Aris.
Aris menerangkan, jika ISC dipaksakan menjadi kompetisi, akan banyak tim yang tidak akan mencapai prestasi yang sangat memuaskan.
"Kalaupun bisa naik ke strata lebih tinggi, tidak akan bisa bersaing dengan tim lain, karena persiapan yang kurang maksimal. Jadi memang lebih bagus kalau ISC dijadikan masa persiapan agar saat kompetisi resmi tahun depan, seluruh tim mampu memberikan permainan yang lebih bagus," terang Aris.
Aris menuturkan, sejauh ini kontrak sebagian besar pemain dan tim pelatih di ISC hanya untuk turnamen saja. Jika ISC menjadi kompetisi, tentu saja manajemen seluruh klub harus merubah kontrak yang tentunya akan menambah pengeluaran klub.
"Kalau kompetisi, tentunya pemain dan tim pelatih akan menuntut kepada manajemen merubah kontrak seperti di kompetisi resmi. Ini akan membuat klub harus mencari dana tambahan untuk menutupi seluruh biaya operasional. Jadi memang akan berpengaruh pada finansial klub, jika ISC dijadikan kompetisi resmi," tutur Aris.
Oleh karena itu, Aris berharap kepada PSSI untuk bijaksana dalam menentukan arah kompetisi resmi di Indonesia.
"Jika memang dinilai belum siap, sebaiknya jangan dipaksakan. Biarkan turnamen ISC digelar sampai selesai, sehingga seluruh pemain, tim pelatih, dan klub mulai berbenah untuk mengikuti kompetisi resmi tahun depan. Perangkat pertandingan, seperti wasit juga perlu diperbaiki lagi. Karena banyak pihak yang kecewa dengan kinerja wasit yang masih buruk selama ISC. Jadi mari sama-sama persiapkan diri jelang kompetisi resmi tahun depan agar hasilnya benar-benar memuaskan," jelas Aris.