Blitz Tarigan Ingin PSSI Dengar Keinginan Klub
Dengan KLB, ucap Blitz, PSSI menunjukan niat untuk berbenah dan mereformasi diri. Sehingga, federasi resmi sepak bola nasional itu pun kembali normal
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan asisten pelatih Persija Jakarta, Blitz Tarigan mengatakan, sudah semestinya PSSI mengikuti keinginan sebagian besar klub yang mendesak segera digelar Kongres Luar Biasa (KLB).
Dengan demikian, konflik sepak bola nasional bisa segera terselesaikan.
"Sanksi dari FIFA dan Menpora sudah dicabut. Kelompok 85 pun menginginkan digelarnya KLB, agar sepak bola kita kembali normal. Kalau sebagian besar klub menginginkan itu, sebaiknya segera dilaksanakan saja. Agar permasalahan sepak bola kita cepat selesai. Jangan ditunda-tunda," kata Blitz kepada Harian Super Ball.
Menurut Blitz, Kelompok 85 terdiri dari klub yang notabene anggota PSSI.
"Mereka memiliki hak suara. Jika jumlahnya sudah quorum, maka sudah sepatutnya federasi mengikuti desakan untuk menggelar KLB. Saya realistis saja, karena yang meminta itu mayoritas dari klub di Indonesia. Jangan sampai dianggap justru PSSI yang tidak mau menyelesaikan masalah sepakbola kita. Karena salah satu jalan yang realistis adalah segera menggelar kongres," ujar Blitz.
Dengan KLB, ucap Blitz, PSSI menunjukan niat untuk berbenah dan mereformasi diri. Sehingga, federasi resmi sepak bola nasional itu pun kembali normal.
Apalagi klub, anggota PSSI, dan voter membutuhkan kepastian dan realisasi kinerja PSSI.
"Saat ini kita tidak memiliki Ketua Umum PSSI. Jadi memang harus dicarikan jalan keluarnya. Setelah terpilih Ketua Umum PSSI bisa dilanjutkan dengan membentuk pengurus PSSI baru. Ini agar pelaku sepakbola dna masyarakat kembali percaya dengan federasi kita," ucapnya.
Setelah seluruh pengurus PSSI baru terpilih, tambah Blitz, federasi bisa fokus membentuk timnas jelang Piala AFF pada November 2016.
"Waktu yang ada tidak banyak. Kita harus segera melakukan persiapan. Jangan sampai persiapan dilakukan dengan dadakan yang hasilnya tidak akan maksimal. Padahal masyarakat sudah menanti performa timnas kita. Ini momentum yang tepat bagi PSSI untuk membuktikan kepada publik bahwa sepakbola kita bisa bangkit kembali," tambah Blitz.
Sayangnya antara Kelompok 85 dan PSSI berbeda pendapat. PSSI berencana menggelar Kongres Tahunan, bukan KLB. Bisa saja klub yang tergabung dalam Kelompok 85 memboikot penyelenggaraan Kongres Tahunan itu.
"Jangan sampai perbedaan pendapat itu menjadi masalah baru. Apalagi pelaksanaan Kongres Tahunan yang awalnya akan dilaksanakan 1 Juni ditunda menjadi Agustus 2016. Sebaiknya seluruh unsur sepak bola di Tanah Air satu suara. Agar segala sesuatunya bisa dijalankan bersama. Yang perlu dijaga adalah cita-cita bersama untuk menata kembali sepak bola yang lebih baik," tutur Blitz.