Ikut Piala Eropa, Austria Bawa Spirit Leicester City
Austria di pentas Piala Eropa, bukanlah tim yang diperhitungkan sebagai kompetitor serius, apalagi difavoritkan sebagai kandidat juara.
TRIBUNNEWS.COM, AUSTRIA - Austria di pentas Piala Eropa, bukanlah tim yang diperhitungkan sebagai kompetitor serius, apalagi difavoritkan sebagai kandidat juara.
Situasi yang sama mungkin masih berlaku di ajang Piala Eropa tahun ini. Australia masih dianggap hanya sebagai peramai kompetisi sepak bola empat tahunan negara-negara di daratan Eropa.
Untuk sekadar menghormati, banyak pihak menyematkan istilah 'kuda hitam' bagi tim-tim yang minim prestasi di kancah Eropa, seperti Austria.
Namun, kejutan memang sedang menjadi tren di sepak bola Eropa. Tim yang dianggap kecil, liliput, dan jauh dari prediksi para pengamat bakal sukses, ternyata bisa tampil sebagai juara.
Leicester City adalah contoh nyata, sekaligus lokomotif dari 'tren kejutan' itu. Keberhasilan The Foxes, julukan Leicester City, menjuarai Liga Primer Inggris 2015-2016, banyak menginspirasi tim-tim yang selama ini kurang dianggap.
Inspirasi itu menjadi istimewa manakala tim-tim itu memiliki 'gen' langsung dari sang inspirator. Di Timnas Austria, nama Christian Fuchs adalah orang yang terkait langsung dalam kesuksesan Leicester musim ini.
Bek kiri berumur 30 tahun itu memberikan sumbangsih besar dalam memberikan keberhasilan Leicester yang hanya tiga kali kalah dalam Liga Primer musim ini, dua kali dari Arsenal, dan sekali dari Liverpool.
“Kami solid dan percaya pada diri sendiri. Kami adalah tim yang sangat bagus di atas lapangan," ucap Fuchs suatu ketika tentang Leicester.
Bila dibawa ke konteks Timnas Austria jelang Piala Eropa, pernyataan itu masih terasa aktual.
Das Team, julukan timnas yang diasuh Marcel Koller tersebut, sukses lolos ke Piala Eropa 2016, bukan karena kebetulan.
Pada kualifikasi Piala Eropa 2016, Austria sukses menjadi juara grup mengungguli Juara Dunia 2014, Jerman. Bahkan, Austria juga tidak terkalahkan saat kualifikasi. Mereka meraup poin sempurna di babak kualifikasi Grup G dengan sembilan kemenangan dari 10 laga yang dilakoni.
Ini adalah kali kedua Austria lolos ke putaran final Piala Eropa.
Undian yang dilakukan Konfederasi Sepak Bola Eropa (UEFA) pada Desember 2015 lalu, memasukkan Austria dalam Grup F bersama Portugal, Islandia, dan Hongaria.
“Orang-orang yang meremehkan kami bukan lagi topik baru buat kami. Kita tahu di luar sana ada banyak yang menulis tentang kami dari sudut pandang luar, dan media berhak berbicara dan mengira-ngira sesuatu, namun kami fokus pada pekerjaan kami dan kami melakukannya dengan baik,” imbuh Fuchs.
Fuchs dianggap mempunyai peran vital pada permainan Austria. Tidak hanya mengambil tugas untuk menjaga pertahanan, bekas penggawa Schalke 04 itu dianggap mampu menerjemahkan instruksi pelatih kepada rekan setimnya di lapangan. Tak heran jika ia diberikan tanggung jawab sebagai kapten.
Pengalamannya merumput bersama Leicester City bakal dijadikannya sebagai bekal untuk mengangkat prestasi Timnas Austria. Salah satunya berjuang untuk lolos dari rintangan pertama di Grup F Piala Eropa. (pen)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.