Pertahanan Belgia Masih Rawan Ditembus Lawan
Pascakehilangan tiga centre back andalannya, Vincent Kompany (Man City), Nicolas Lamberts (Zenit St Petersburg), dan Dedryck Boyata (Celtic)
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM ‑ Belgia menang susah payah 3‑2 atas Norwegia di partai uji coba jelang Piala Eropa 2016 yang digelar di Stadion Stade Roi Baudouin, Brussels, Minggu (5/6) tengah malam WIB. Dalam laga tersebut, Belgia masih menyisakan lubang menganga di lini belakang.
Sebagaimana diprediksi sebelumnya, Belgia memang kuat dalam membangun serangan, namun mereka menyisakan titik lemah di zona pertahanan. Berada di grup neraka bareng Italia, Swedia, dan Republik Irlandia, lubang menganga tersebut akan menjadi bulan-bulanan penyerang lawan.
Jika tidak dicari solusi tepat untuk menutup lubang menganga tersebut, bisa jadi penyerang top semisal Ibrahimovic (Swedia) dan Grazziano Pelle (Italia), bisa mudah menceploskan si kulit bundar ke gawang Thibout Courtois.
Pascakehilangan tiga centre back andalannya, Vincent Kompany (Man City), Nicolas Lamberts (Zenit St Petersburg), dan Dedryck Boyata (Celtic), Belgia begitu rapuh di lini belakang. Empat pemain belakang utama masih belum ditentukan Wilmots.
Dia masih terus mencari ramuan tepat untuk sektor pertahanan, terutama di posisi bek kiri dan kanan yang masih mudah ditembus lawan. Di beberapa laga uji, Wilmots sering gonta-ganti pemain di kedua posisi tersebut. Vermaelen, Denayer, Ciman, dan Jordan Lukaku, secara bergantian bermain di posisi bek kiri dan kanan. Hanya di posisi bek tengah, Wilmots sudah sreg dengan duet Vertonghen dan Alderweireld.
Terus bereksperimen di posisi lini belakang snagat terlihat di laga uji coba kontra Norwegia. Belum tercipta kekompakan di zona pertahanan karena sering bergonta-gantinya pemain di posisi bek kiri dan kanan. Beruntung Belgia hanya kebobolan dua gol di laga tersebut dan bisa menang 3-2 dari Norwegia.
Di laga uji coba ini, Norwegia tampil lebih efektif dari tuan rumah. Sepanjang 90 menit, Setan Merah melepaskan 15 tendangan ke gawang, di mana sembilan di antaranya tepat sasaran. Sedang Norwegia, mereka bisa melepaskan tujuh tendangan ke gawang dan lima di antaranya tepat sasaran.
Belgia unggul cepat menit ketiga lewat aksi Romelu Lukaku lewat aksi individu yang sukses membongkar lini pertahanan lawan. Tendangan kerasnya dari sisi kanan pertahanan Norwegia tak mampu ditepis kiper Nyland.
Pada menit 22, serangan Norwegia mengejutkan tuan rumah. Kesalahan Radja Nainggolan bisa dimanfaatkan Johansen untuk mengirim umpan brilian ke Joshua King. Berhadapan dengan kiper Belgia, Thibaut Courtois, King sukses memerdayai kiper Chelsea tersebut.
Norwegia kemudian bermain lebih terbuka dan meladeni permainan agresif Belgia. Bahkan di menit 41, jika saja bukan penyelamatan apik Courtois, Norwegia balik memimpin lewat aksi Berisha.
Tak mau bermain imbang, di babak kedua Belgia membongkar pertahanan Norwegia melalui kecepatan Hazard dan Kevin De Bruyne di sisi kiri dan kanan. Mendapat tekanan 11 pemain Norwegia memilih parkir bus di belakang.
Asyik menyerang, gawang Courtois justru yang dibobol lawan. Melalui skema serangan yang dibangun pada menit 49, penetrasi penyerang Norwegia, Berisha, gagal dihentikan barisan belakang Belgia. Bola tendangan kaki kiri Berisha yang mengarah deras ke sudut gawang tak bisa ditepis Courtois.
Tak mau dipermalukan Norwegia, pelatih Belgia, Marc Wilmots, langsung merespon dengan melakukan pergantian pemain. Witsel yang condong main bertahan digantikan oleh Fellaini untuk menambah daya gedor.
Hasilnya, di menit 70, skor kembali sama kuat 2‑2. Berawal dari kiriman bola Lukaku kepada Kevin de Bruyne, bola kemudian dikirim ke kotak penalti lewat. Umpan silang tersebut disambut Eden Hazard dengan tandukan tipis untuk mengubah arah bola dan menjebol gawang Nyland.
Gol kemenangan tuan rumah tercipta menit 75 melalui sundulan pemain belakang mereka, Lauren Ciman. Bola tendangan penjuru Mertens berbuah kemelut di mulut gawang Norwegia dan berhasil disambar Ciman untuk menutup laga dengan skor 3-2.
Di sepuluh menit terakhir dari waktu normal, tempo permainan kedua tim jauh lebih menurun. Kedua pelatih melakukan pergantian pemain sehingga tak banyak muncul peluang untuk terciptanya gol keenam di laga ini. Pada akhirnya, saat peluit panjang dibunyikan Belgia tetap menang 3‑2.