Rakyat Banten Mulai Jengah dengan Korupsi, Inginkan Banyak Pilihan dalam Pilkada
Kasus korupsi yang terus menerpa dinasti politik Ratu Atut Chosiyah membuat rakyat Banten mulai jengah dan inginkan adanya perubahan.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus korupsi yang terus menerpa dinasti politik Ratu Atut Chosiyah membuat rakyat Banten mulai jengah dan inginkan adanya perubahan.
Hal tersebut disampaikan pengamat politik dari UIN Syarief Hidayatullah, Pangi Syarwi Chaniago. Ia menyebutkan bahwa prestasi dinasti Ratu Atut tersebut disadari masyarakat Banten menyebabkan kemunduran pada provinsi paling barat Pulau Jawa tersebut.
"Kalau sudah dikuasai dinasti seperti ini akan mengikuti kasus-kasus korupsi. Padahal Banten ini kaya dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkualitas tapi mengapa belum bisa semaju DKI Jakarta," ujarnya Sabtu (6/8/2016).
Ia meyakini masyarakat Banten ingin memiliki banyak alternatif dalam Pilkada mendatang untuk bisa menentukan sendiri pilihan yang terbaik bagi mereka.
Untuk sementara baru ada nama Rano Karno yang kemungkinan menggaet Haerul Jaman dan Wahidin Halim yang sudah pasti berpasangan dengan Handika Hamzuri.
"Kalau bisa juga ada calon dari independen. Keinginan ini harus dibaca dengan baik karena kalau tidak diakomodasi akan menghasilkan golput yang tinggi. Hal tersebut menjadi kerugian juga bagi partai politik," tutupnya.
Seperti kita ketahui, kasus korupsi menyeret Ratu Atut Chosiyah sehingga membuatnya terpaksa menanggalkan jabatan Gubernur Banten yang digantikan Rano Karno. Begitu juga dengan kasus korupsi lain yang menyeret keluarga Ratu Atut, Tubagus Chaerul Wardana atau Wawan.