Pemilik Matador Ditawari Jadi Manajer PSIM Yogyakarta
Beragam spekulasi berkembang terkait kehadiran pemilik Jakarta Matador Football Club (JMFC), H.Heru Pujihartono, di Stadion Persiba Bantul, pada Sabtu
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM. BANTUL - Beragam spekulasi berkembang terkait kehadiran pemilik Jakarta Matador Football Club (JMFC), H.Heru Pujihartono, di Stadion Persiba Bantul, pada Sabtu (6/8) lalu.
Kehadiran H.Heru Pujihartono antara lain dihubung-hubungkan dengan rencana akan diakuisisinya klub putra dan putri Jakarta Matador oleh Syauqi Suratno, tokoh muda Yogyakarta yang tengah berjuang memperebutkan kursi Walikota Yogya pada pilkada serentak Februari 2017 mendatang.
Sabtu sore itu Syauqi Suratno dan Heru memang terlihat duduk berdampingan di tribun VVIP Stadion Persiba, Bantul. Ada yang tengah mereka percakapkan secara serius ditengah pertandingan antara PSIM Yogyakarta dengan Persijap Jepara dalam lanjutan turnamen ISC Divisi Utama Grup B.
Beberapa awak media secara tak sengaja mendengar langsung pernyataan Syauqi Suratno yang siap mengambil-alih pengelolaan Jakarta Matador.
"Saya siap mengakuisisi Jakarta Matador, dan pembinaan klub dipindahkan ke Yogya," demikian antara lain dikemukakan oleh mantan sekretaris BLAI PSSI itu.
Disamping rencana akuisisi, terbetik juga adanya wacana menjadikan Heru Pujihartono sebagai manajer tim dari PSIM Yogyakarta, yang saat ini tengah berjuang memperoleh promosi ke ISL.
"PSIM adalah klub kebanggaan masyarakat DIY, melebihi klub apa pun yang berdomisili di wilayah DIY dan sekitarnya ini," ungkap Brustam Iswanto, salah seorang pengurus PSIM.
Sejarah PSIM sejatinya identik dengan klub-klub perserikatan ternama lainnya di nusantara, seperti Persija untuk Jakarta, Persebaya Surabaya, atau bahkan tetangga terdekatnya, PSIS Semarang.
"Pembinaan PSIM selama ini sangat kondusif, tidak pernah ada gejolak atau friksi internal di manajemen," papar Brustam.
Jika PSIM belum menjejak ke kompetisi level tertinggi, itu mungkin karena kekurang-beruntungan saja.
"Para pemain PSIM itu sebenarnya sangat militan, sementara mereka legowo untuk menerima gaji bulanan yang tidak bisa dibilang besar. Ini mungkin karena para punggawa PSIM masih muda-muda," tutur Brustam.
Tidak bisa dipungkiri jika PSIM mungkin memang memerlukan tokoh-tokoh muda yang tak diragukan lagi kecintaan dan integritasnya pada sepakbola, atau olahraga pada umumnya.
Selain aktif membina Jakarta Matador FC sejak lima tahun lalu, H.Heru Pujihartono sebelumnya menggeluti cabor karate, menjadi penyandang Dan 1Shinkyokushin, dan terakhir bertanding di ASIAN Open di Srilangka tahun 2008.
Seandainya memang serius ditawari menjadi manajer PSIM Yogya, H.Heru Pujihartono tampaknya harus lebih dulu mendiskusikannya secara serius dengan istrinya, Resti Nendia.
Pasalnya, selama ini H.Heru melibatkan istrinya dalam pengelolaan Jakarta Matador FC. Dukungam luar biasa dari Resti Nendia ini yang membuat Jakarta Matador FC bisa eksis.
Selama ini keduanya juga bahu membahu membesarkan perusahaan katering mereka, Nendia Primarasa, yang berada di Jalan Bina Harapan, Pancoran, Jaksel.tb
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.