Syauqi Suratno Isyaratkan Siap Ambil Alih Jakarta Matador FC
Tokoh sepakbola Yogyakarta Syauqi Suratno mengisyaratkan kesiapannya untuk mengambil-alih pengelolaan klub sepakbola Jakarta Matador
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS, COM.BANTUL - Tokoh sepakbola Yogyakarta Syauqi Suratno mengisyaratkan kesiapannya untuk mengambil-alih pengelolaan klub sepakbola Jakarta Matador FC dari pemilik sebelumnya, H. Heru Pujihartono.
Isyarat ini disampaikan Syauqi Suratno saat bertemu H.Heru Pujihartono pada Sabtu (6/8) di Stadion Persiba Bantul, Bantul, saat menyaksikan pertandingan antara PSIM Yogyakarta dengan Persijap Jepara.
Syauqi dan Heru terlibat dalam perbincangan mendalam mengenai pembinaan sepakbola secara umum. Ditengah percakapan itu Syauqi Suratno yang pada Februari 2017 akan bertarung memperebutkan kursi walikota Yogyakarta, tiba-tiba bertanya tentang Jakarta Matador FC yang dimiliki Heru Pujihartono.
"Bagaimana dengan Matador? Apa sebaiknya dipindahkan ke Yogyakarta, agar atmosfir persaingan di sini bisa lebih baik dan meningkat?" Meski terlihat agak kaget, namun Heru tampak santai menjawab pertanyaan mantan sekretaris Badan Liga Amatir Sepakbola Indonesia (BLAI) PSSI pada 2007-2011 itu.
Heru mengemukakan bahwa Matador masih dibawah pengelolaan dari manajemen Jakarta Matador Football Club (JMFC), sejak sekitar lima tahun lalu. Tim JMFC berbasis di Surabaya. Pada 2014, manajemen JMFC melebarkan sayapnya dengan membina tim putri, yang dipusatkan di Jember.
Tim putra dan putri cukup aktif untuk mengikuti berbagai turnamen. Guna meningkatkan performa tim putra, manajemen JMFC pada 2013 mengakuisisi tim Markuban (Jambi). Dengan akuisisi tersebut, seperti disyaratkan oleh PSSI, nama klub sempat berubah menjadi Markuban Matador.
Dalam kompetisi resmi PSSI, Matador yang semula berada di Divisi III Liga Indonesia, melejit ke Divisi I dan terakhir tampil di penyisihan grup kompetisi Divisi I Liga Indonesia 2014.
Cukup agresifnya H.Heru Pujihartono dengan JMFC-nya mengelola tim putra dan putri Jakarta Matador yang berbasis di Surabaya dan Jember tersebut tak terlepas dari dukungan istrinya, Resti Nendia. Keduanya selama hampir 12 tahun ini bersama-sama membesarkan perusahaan kateringnya, Nendia Primarasa. tb