TRIBUNNEWS.COM, MALANG - DPRD kota Malang bersedia memfasilitasi penyelesaian dualisme Arema, yakni Arema Indonesia dan Arema Cronus.

Kesediaan anggota Dewan ini menjawab tuntutan pengunjuk rasa yang menuntut kepastian status Arema.

Anggota Dewan yang menjadi jujukan para pengunjuk rasa yang mengatasnamakan Arek Malang, Rabu (30/11/2016), juga siap mempertemukan dua pengelola klub Arema yang ada saat ini.

Anggota Komisi D DPRD Kota Malang, Hadi Susanto menyatakan tidak ingin ada gesekan antar pendukung Arema.

“Kalau itu jadi tuntutan, silahkan buat surat pada jajaran terkait. Ke pemerintah, Dewan, kepolisian, Dandim, kita ajak bicara bersama, kita selesaikan dengan bijak,” ujar Hadi usai menerima perwakilan pengunjuk rasa.

Dewan berharap surat resmi tuntutan Arek Malang itu bisa segera dibuat dan diterima supaya bisa segera ditindak-lanjuti.

“Dulu pernah muncul (Permasalaahan dualisme Arema) lalu menghilang begitu saja. Sekarang muncul kembali. Kemunculan permasalahan kembali inilah yang harus kami cari akar persoalannya di mana? Legal standingnya di mana? Tentunya nanti semua pihak akan kami ajak bicara. Kami siap memfasilitasi,” tegasnya.

Salah satu perwakilan Arek Malang yang melakukan aksi unjuk rasa, Fanda Hardianto menyatakan mereka akan membuat surat resmi seperti yang disarankan anggota Dewan dalam menyuarakan tuntutan mereka.

Tapi mereka akan turun ke jalan kembali bila tidak ada tanggapan baik dari pemerintah dan DPRD.

“Kami menuntut Arema Satu. Pemerintah kota harusnya mendengar keresahan rakyatnya. Di grassroot sudah ada mulai ada sekat-sekat. Tidak nyaman lagi. Mereka (Pemerintah) harus memfasilitasi dua kubu Arema duduk bersama lagi,” kata pria yang dikenal dengan nama panggilan Ambon itu.

Seperti diberitakan sebelumnya, ratusan pengunjuk rasa mengatas-namakan diri Arek Malang melakukan unjuk rasa di depan Bali Kota dan kantor DPRD kota Malang, Rabu (30/11/2016).

Mereka menuntut kejelasan status klub Arema yang hingga kini dikelola dua kubu yang sama-sama mengklaim sebagai badan yang sah pengelola klub Arema Indonesia.(Dyan Rekohadi/Surya)