Perjalanan Bersejarah Chapecoense, dari Kasta Keempat ke Final Copa Sudamericana Hanya dalam 7 Tahun
Bisa melaju ke babak final merupakan sebuah kejutan karena Chapecoense baru promosi ke Seria A (kasta tertinggi Brasil) pada 2014.
Editor: Ravianto
Laporan Wartawan SuperBall.id, Muhammad Robbani
TRIBUNNEWS.COM, CHAPECO - Klub Brasil Chapecoense mendapat musibah dengan jatuhnya pesawat yang ditumpangi para pemainnya dalam perjalanan ke Kolombia menyongsong pertandingan final Copa Sudamericana.
Bisa melaju ke babak final merupakan sebuah kejutan karena Chapecoense baru promosi ke Seria A (kasta tertinggi Brasil) pada 2014.
Sebelum bisa promosi, jalan terjal harus dilalui Chapecoense sebelum menikmati kesuksesan mereka saat ini.
Butuh tujuh tahun bagi mereka untuk mentas dari kasta keempat Liga Brasil hingga melaju ke final Copa Sudamericana.
Pada 2009, klub asal kota Chapeco masih berkompetisi di Serie D (kasta keempat) dan mengakhirinya di peringkat ketiga sehingga promosi ke Serie C (kasta ketiga).
Untuk bisa promosi ke Serie B (kasta kedua), Chapecoense membutuhkan tiga musim untuk mewujudkannya.
Mereka bermain di kompetisi Serie C Brasil pada tahun 2010 (peringkat 7), 2011 (peringkat 6), dan 2012 (peringkat 3).
Karena berhasil menduduki peringkat 3 di klasemen akhir Serie C 2012 mereka kemudian promosi ke Serie B (kasta kedua).
Klub yang bermarkas di Arena Conda itu hanya butuh satu tahun untuk bisa promosi ke Serie A karena sukses menduduki peringkat 2 Serie B pada tahun 2013.
Sejak 2014 hingga kini mereka terus bertahan meski hanya mampu menempati peringkat 15 pada 2014 dan 14 pada tahun 2015.
Sejak promosi ke Serie A, Chapecoense ikut berkompetisi di Copa Sudamericana yang merupakan turnamen terbesar kedua di zona Conmebol.
Pada 2014 dan 2015 mereka hanya sanggup menembus babak kedua turnamen tersebut.
Namun mereka muncul bak kejutan tahun 2016 ini dengan melaju ke final dengan menyingkirkan klub kuat asal Argentina, San Lorenzo di babak semifinal.
Sayang di saat mereka sedang bermimpi untuk meraih gelar bergengsi, insiden tragis menggagalkannya.
Meski begitu, lawan mereka di final Atletico Nacional secara resmi meminta kepada pihak Conmebol selaku federasi sepak bola Amerika Selatan untuk memberikan gelar tersebut kepada Chapecoense.
Permintaan itu dilakukan Atletico Nacional sebagai penghormatan kepada para korban yang mimpinya gagal tercapai di luar arena pertandingan.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.