Tragedi Sang Ayah yang Bikin Mkhitaryan Menekuni Sepak Bola
Mkhitaryan menceritakan, ayahnya meninggal saat usianya masih sangat belia dan belum mengerti arti dari kematian.
Laporan Wartawan SuperBall.id, Aulli Reza Atmam
TRIBUNNEWS.COM, MANCHESTER - Gelandang Manchester United (MU), Henrikh Mkhitaryan, mengutarakan sebuah kisah yang mengharukan antara dirinya dengan mendiang ayahnya.
Mkhitaryan menceritakan, ayahnya meninggal saat usianya masih sangat belia dan belum mengerti arti dari kematian.
Kala itu, ayahnya meninggalkan akibar penyakit tumor otak.
Saat meninggal, Mkhitaryan baru berusia sekitar enam tahun.
"Semuanya terjadi begitu cepat, dalam setahun dia meninggal, karena saya masih sangat kecil dan tidak sepenuhnya mengerti makna dari kematian," ujar Mkhitaryan seperti dikutip SuperBall.id dari Mirror, Kamis (2/12/2016).
Pemain asal Armenia itu pun mulai berlatih sepakbola setahun setelah wafatnya ayahnya.
Mkhitaryan pun bermain sepakbola dengan menirukan ayahnya.
Ayah Mkhitaryan, Hamlet, juga adalah pesepakbola yang pernah bermain di beberapa klub lokal serta timnas Armenia sebagai penyerang.
"Setahun setelah ayah saya meninggal, saya mulai berlatih sepakbola."
"Dia adalah orang yang menggerakan saya dan idola saya, saya mengatakan kepada diri saya sendiri bahwa saya harus berlari dan menembak bola seperti dia."
Meski memiliki darah pesepakbola di keluarga, ternyata Mkhtariyan mengungkapkan dirinya bisa saja tidak mengikuti jejaknya sebagai pemain jika ayahnya masih hidup.
Alih-alih menjadi pemain, Mkhitaryan dapat menjadi seorang dokter atau pengacara.
Berbeda dengan sang ayah yang menghabiskan seluruh kariernya bersama klub di Armernia, ia hanya pernah membela satu klub lokal, yaitu Pyunik.
Setelah hijrah dari Pyunik pada tahun 2009, Mkhitaryan bergabung denganMetalurh Donetsk, Shakhtar Donetsk, Borussia Dortmund, dan kini MU.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.