Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Final AFF 2016: Malaikat Bersayap Garuda

Apalah daya, para ksatria pasukan gajah itu dipukul mundur para malaikat bersayap Garuda.

Penulis: Husein Sanusi
zoom-in Final AFF 2016: Malaikat Bersayap Garuda
dok.Kemenpar
Kemenangan Timnas PSSI membawa kesuksesan bagi Wonderful Indonesia. 

Apalagi Indonesia punya manusia luar biasa di pinggir lapangan bernama Alfred Riedl. Riedl adalah kata kunci atas pencapaian hebat Indonesia tahun ini.

Di pinggir lapangan, pada posisi yang tak begitu diperhatikan penonton, dialah sosok pelatih kharismatis yang otaknya selalu berpikir cara memenangkan sebuah pertandingan.

Kakek asal Austria itu adalah sosok penting yang melihat pertempuran sebagai arena untuk mengaktualkan skema-skema berpikir di alam imajinasi, dan menariknya turun ke lapangan hijau.

Dia bukan sekedar pengatur strategi, dia dalah motivator yang membangkitkan asa dan menghangatkan bara permainan hingga membakar sanubari pasukan Garuda yang selalu mampu bangkit di babak kedua.

Riedl adalah seorang pelatih jenius yang belajar dari setiap permainan. Sungguh menggetarkan setiap senjata amunisi yang dikeluarkannya saat pergantian pemain.

Riedl menurut saya adalah pelatih penganut filsafat kearifan yang tak pernah mau berhenti belajar bahkan hingga menjelang dia akan pensiun setelah pagelaran AFF ini berakhir.

Kekuatan Riedl ada pada ketenangan, sikap terbuka, dan pada kesediaan untuk terus belajar dari segala yang dialami dan ditemui selama bertahun-tahun ditempa di lapangan sepak bola.

BERITA TERKAIT

Ia memahami bahwa bola bukan sekedar permainan belaka, melainkan panggung filsafat yang menempa kematangan seorang pemain maupun pelatih. Bola adalah field untuk mengasah kepekaan sebagai manusia di panggung kehidupan.

Riedl mengajari Boaz Salossa dkk bukan hanya otot yang bergerak, tapi juga menuntut intuisi dan naluri serta otak bekerja.

Daya magisnya membuat seluruh lini lapangan menjadi panggung keindahan. Pasukannya tiba-tiba bermetamorfosis menjadi para seniman yang meliuk-liuk dan menyihir lawan hingga tak sadar bahwa gawang mereka telah kebobolan.

Suporter Timnas Indonesia dan lapangan hijau kemudian menciptakan momen upacara bersama, di mana sarkasme kemenangan didaulat dalam sebuah upacara bersama.

Maka sudah sepantasnya jika kini jutaan warga Indonesia menanti karya besar Alfred Riedl bersama para Malaikat Garudanya. Semoga Rajamanggala benar-benar jadi tempat penobatan Indonesia sebagai raja sepakbola Asia Tenggara untuk yang pertama kalinya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas