Awaydays, Kisah Suporter Indonesia Pemberani di Sarang Ultras Thailand
Ketiganya kompak berangkat ke Bangkok pada Jumat (16/12/2016) untuk menyaksikan pertandingan final leg kedua Piala AFF 2016 di Stadion Rajamangala
Laporan Wartawan SuperBall.id, Muhammad Robbani
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Tiga Suporter Timnas Indonesia yang menjalani ritual awaydays (menonton pertandingan tandang) Eki Wiratama, Labieb Sadat, dan Tezar, mendapat beberapa pengalaman berkesan saat berada di Bangkok, Thailand.
Ketiganya kompak berangkat ke Bangkok pada Jumat (16/12/2016) untuk menyaksikan pertandingan final leg kedua Piala AFF 2016 di Stadion Rajamangala, Sabtu (17/12/2016).
Tak hanya mendapat pengalaman menyenangkan, pengalaman yang mengganjal pikiran juga menimpa mereka saat hadir di Negeri Gajah Putih itu.
Pendukung Timnas Indonesia Eki Wiratama berfoto bersama suporter Thailand. (Eki Wiratama)
Eki dan rekannya berfoto bersama suporter Thailand. (Eki Wiratama)
"Di sana kita disambut hangat suporter tuan rumah, seperti berfoto bersama, bertukar jersey, atau syal," jelas Eki kepada SuperBall.id di Bandara Soekarno-Hatta di sela-sela menunggu kedatangan pemain Timnas Indonesia, Minggu sore (18/12/2016).
Saat SuperBall.id berbincang bersama ketiganya, Labieb, salah satu dari mereka, tampak mengenakan syal berwarna biru di lehernya yang merupakan warna khas kostum dari Thailand.
Suporter Timnas Indonesia, Eki Wiratama (kanan), Tezar dan Labieb Sadat, menunggu pemain idola mereka di Bandara Soekarno Hatta, Tanggerang, Minggu (19/12/2016) malam WIB.(SuperBall.id/Muhammad Robbani)
"Syal ini (menunjuk syal biru Thailand) adalah hasil bertukar dengan fans Thailand di Bangkok dengan syal Indonesia milik saya," jelas Labieb.
Saat sedang berada di luar Stadion Rajamangala, Labieb dan Eki ikut menyaksikan ribuan kelompok Ultras Thailand yang sedang bernyanyi untuk bersiap menyaksikan laga pada Sabtu siang.
Melihat ada orang asing di sekitar mereka, yakni Eki, Labieb, dan Tezar, Ultras Thailand melontarkan kata-kata kasar kepada ketiganya.
"Mereka teriak Ma' kebetulan saya pernah belajar sastra dan saya tahu itu artinya 'Anj*ng dan sampah' yang ditujukan kepada kami," jelas Labieb.
Padahal saat Ultras Thailand turut hadir di Stadion Pakansari di final leg pertama, Rabu (14/12/2016), mereka menunjukkan itikad baik dengan manyapa ramah.
"Namanya bertandang pastinya mereka tak mau bertindak macam-macam," jelas Labieb.
Selain itu, pengorbanan menghabiskan dana yang tak sedikit untuk pergi ke Bangkok, yakni sebesar Rp 4 juta, tak berbuah manis karena Indonesia kalah 0-2 di pertandingan itu.
Hasil itu membuat Indonesia harus mengubur mimpinya untuk bisa menjuarai Piala AFF untuk pertama kalinya meski sudah lima kali melenggang ke babak final.
Namun, di saat mereka ingin pulang ke Indonesia, mereka mendapat sedikit hiburan karena bertemu dengan legenda Thailand, Therdsak Chaiman.
Labieb dan Eki yang sudah membeli jersey Thailand original dengan nomor punggung 18 milik Chanathip Songkrasin (MVP Piala AFF 2016), meminta Therdsak Chaiman untuk menandatangani jersey itu.
Eki berfoto bersama legenda Thailand, Therdsak Chaiman. (Eki Wiratama)
Jersey itu dibeli Eki dan Labieb seharga Rp 250 ribu.
"Lihat nih dapat tanda tangan dari siapa, Therdsak Chaiman, dia legenda Thailand yang bermain di era Kiatisuk Senamuang (Pelatih Thailand saat ini)," jelas Labieb.
Chaiman saat ini sudah berusia 43 tahun namun masih aktif bermain untuk klub Chonburi.
Tak hanya bermain, Chaiman juga bertindak sebagai player-manager di klub itu sejak Desember 2015 setelah mantan pelatih Jadet Meelarp meninggalkan klub.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.