Dualisme dan Legalitas Klub Menjadi Masalah Saat ini Menurut Akmal Marhali
Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali mengatakan masalah legalitas dan dualisme klub masih menjadi polemik sampai saat ini.
Editor: Toni Bramantoro
Persebaya Surabaya dan Arema Indonesia tak disertakan karena PSSI dalam Kongres Borobudur didominasi KPSI.
Mereka lebih memilih Persebaya dan Arema main di kompetisi mereka.
Padahal, legalitasnya palsu. Sementara Persema Malang, Persibo Bojonegoro, dan Persija Jakarta tidak disertakan dengan alasan didiskualifikasi.
Semen Padang lolos langsung melalui wild card.
Play-off diikuti 10 klub dengan dibagi dua grup. Grup K terdiri dari Persijap Jepara, Pro Duta Mojokerto, PSM Makassar, Bontang FC dan PSLS Lhokseumawe yang dilangsungkan di Stadion Gelora Bumi Kartini (Jepara).
Sementara Grup L, terdiri dari Persiba Bantul, PSIR Rembang, Perseman Manokwari dan Persepar yang berlaga di Stadion Sultan Agung Bantul (Bantul).
Uniknya, Pro Duta sebagai juara dan Persepar sebagai runner-up yang sejatinya lolos unifikasi tidak diloloskan. PSSI memilih PSM Makassar, dan tuan rumah Persijap Jepara dan Persiba Bantul.
“Play-off digelar, tapi yang lolos sudah ditentukan. Play-off hanya jadi ajang tipu-tipu. Semua ini ulah PSSI dan mereka sejatinya harus bertanggung jawab atas semua rekayasa ini,” jelas Akmal.
Akmal menegaskan mayoritas Exco PSSI tahu masalah dan fakta yang sebenarnya.
SOS berharap mereka jujur atas kesalahan di masa lalu sehingga Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI saat ini tidak mengulangi kesalahan masa lalu dalam Kongres Tahunan yang digelar hari ini di Hotel Aryaduta, Bandung.