Bolivia vs Argentina : Teror Ketinggian
Saat itu skor berakhir imbang 1-1. Hasil yang tak terlalu buruk dibanding empat tahun sebelumnya dimana pasukan Argentina dihajar
Penulis: Deny Budiman
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Lionel Messi muntah-muntah, Angel di Maria harus mendapat bantuan oksigen, dan para pemain Argentina lainnya mengaku sesak napas disertai mata berkunang-kunang. Itulah rekaman pengalaman buruk para pemain tim Tango saat terakhir bertandang ke Stadion Hernando Siles, La Paz, markasnya Bolivia di Piala Kualifikasi PD 2014 Brasil pada Maret 2013 silam.
Saat itu skor berakhir imbang 1-1. Hasil yang tak terlalu buruk dibanding empat tahun sebelumnya dimana pasukan Argentina dihajar tuan rumah 1-6.
Faktor stadion yang terletak di ketinggian 3.637 meter di atas permukaan laut memang jadi teror yang mematikan. Jika dibandingkan dengan di Indonesia, Messi cs harus bermain di puncak Gunung Semeru yang tingginya 3.676 meter di atas permukaan laut.
Di ketinggian seperti itu, udara menjadi sangat tipis dan oksigen berkurang drastis. Sedangkan, pada saat yang sama, para pemain harus terus bergerak untuk mempertahankan kehangatan tubuh. Sebab, suhu di La Paz rata-rata berkisar 7 derajat Celsius.
"Sangat sulit bermain di ketinggian seperti ini karena udaranya sangat tipis sehingga kami sulit bernapas," ujar Messi mengingat kenangan buruknya bermain di La Paz empat tahun silam.
Rabu (29/3) dini hari nanti, Messi cs akan kembali menghadapi teror ketinggian yang serupa saat menyambangi La Paz dalam pekan ke-14 Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Amerika Selatan.
Tekanan semain bertambah lantaran runner-up Piala Dunia 2014 ini dituntut menang untuk membuka jalan menuju ke Rusia tahun depan. Tim Tango yang saat ini ditukangi Edgardo Bauza memang sempat tersaruk-saruk hingga berada di papan bawah klasemen sementara babak kualifikasi ini.
Messi cs sempat mengalami empat laga minus kemenangan, dengan dua kali kalah, dan dua kali seri. Belakangan, mereka mulai menapaki jalan yang benar dengan menekuk Kolombia 3-0, dan Cile 1-0 dalam dua laga terakhir di kandang.
Namun, secara keseluruhan performa tim Tango masih jauh dari harapan. Kemenangan 1-0 atas Cile pun diperoleh lewat titik putih yang dieksekusi oleh Lionel Messi.
Gawatnya lagi, dalam laga krusial ini tim Tango kehilangan gelandang Barcelona, Javier Mascherano yang terkena hukuman bertanding. Absennya pemain bertahan serba bisa ini membuat pelatih Bauza diperkirakan akan melakukan perubahan dramatis dalam formasi tim.
Tadinya, seperti dikutip dari .primeraedicion, Bauza menyiapkan formasi 5-4-1 di La Paz untuk lebih menghemat energi para pemain. Formasi ini dibisa dipakai dengan mengandalkan Mascherano sebagai gelandang bernapas kuda, yang bisa menjaga keseimbangan tim.
Kini, skenario berubah. Bauza kabarnya akan mengusung formasi ofensif seperti biasa 4-4-2, siap bertarung secara terbuka, dan tak jadi mengandalkan pola serangan balik.
Saat ini, Argentina berada di peringkat ketiga dengan 22 poin dari 13 kali berlaga. Terpaut tipis dari Kolombia di bawahnya dengan 21 poin, dan ekuador, dan Cile di posisi lima, dan enam dengan 20 poin. Di posisi dua Uruguay bertengger dengan 23 poin. Sedang di puncak klasemen Brasil melesat dengan 30 poin.
Sedang Bolivia berada di sembilan dengan baru meraih tujuh poin. Pelatih Mauricio Soria berharap Stadion Hernando Siles akan kembali memperlihatkan tuahnya setelah di laga terakhir di sana mereka bisa memukul Paraguay 1-0. "Dengan dukungan penuh dari penonton, saya optimistis kami bisa memetik poin penuh," ujarnya yakin.