AS Monaco Hentikan Dominasi PSG
Puluhan penonton merangsek masuk ke dalam lapangan, memeluk para pemain dan mereka berjingkrak bersama. Gol pembuka Monaco
Penulis: Deny Budiman
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah pesta yang sempurna. Gol Valere Germain di menit ke-93 ke gawang AS Saint Etienne di Stade Louis II, Kamis (18/5) seolah menjadi gong pembuka pesta perayaan juara AS Monaco musim ini.
Puluhan penonton merangsek masuk ke dalam lapangan, memeluk para pemain dan mereka berjingkrak bersama. Gol pembuka Monaco dicetak bintang muda mereka, Kylian Mbappe di menit ke-19, sebelum disempurnakan Germain di detik-detik akhir.
Kemenangan 2-0 itu membuat AS Monaco mengumpulkan 92 poin dari 37 pertandingan. Tak mungkin terkejar lagi oleh rival berat, Paris Saint Germain yang berselisih enam poin yang juga menyisakan satu laga terakhir pada musim ini.
AS Monaco pun meruntuhkan dominasi Paris Saint-Germain yang sebelumnya menjadi juara Ligue 1 selama empat tahun beruntun. Hilangnya sosok Zlatan Ibrahimovic dan Laurent Blanc terlihat memberi pengaruh besar dalam perjalanan skuat Les Parisiens.
Trofi yang disambut suka cita oleh kubu Monaco mengingat ini adalah trofi liga pertama sejak 2000 atau 17 tahun lalu. Monaco yang awalnya tidak dijagokan karena tidak punya materi yang menjanjikan, tampil mengejutkan di bawah Leonardo Jardim. Bahkan Monaco disulap menjadi tim yang trengginas lewat 104 gol di liga musim ini.
"Trofi ini begitu hebat karena tim yang tidak difavoritkan menjadi juara liga," ujar Jardim kepada Canal+. "Ini adalah trofi terpenting dalam karier saya sebagai pelatih. Kami sudah bekerja keras selama 11 bulan. Tapi hal terbaik adalah titel ini. Monaco adalah juara, ini nilainya seperti empat titel juara untuk Paris."
Radamel Falcao dan Kylian Mbappe menjadi alasan mengapa Monaco begitu trengginas musim ini dengan mencetak lebih dari 100 gol. Falcao menyumbang 30 gol disusul Mbappe dengan 25 gol.
Selain keduanya, Valere Germain sebagai pelapis juga tampil tajam berkat torehan 16 gol. Di lini tengah, Fabinho, Thomas Lemar, Bernardo Silva, dan Tiemoue Bakayoko jadi kunci permainan Monaco.
Belum lagi kokohnya lini belakang dengan adanya Kamil Glik, Djibril Sidibe, dan Benjamin Mendy. Ditambah racikan Leonardo Jardim, jadilah Monaco kekuatan yang menakutkan.
"Monaco sudah 17 tahun menunggu titel juara ini. Ini luar biasa. Kerja keras selalu berbuah hasil," ujar Wakil Presiden Monaco, Vadim Vasilyev, kepada Canal+. "Kami masih ada di Ligue 2 empat tahun lalu. Saya tidak membayangkan kami bisa meraih ini dalam waktu singkat," lanjutnya.
Ia sudah sudah mengantisipasi kemungkinan para pemain bintangnya, terutama yang masih berusia muda, dibajak klub-klub elite Eropa. Tengok saja Mbappe, atau Bernardo Silva yang sudah dikait-kaitkan dengan Real Madrid dan klub besar lainnya. Vasilyev pun mencanangkan tekadnya untuk mempertahankan komposisi skuat juara ini. "Kami akan mempertahankan seluruh pemain, sejauh yang kami bisa," ujarnya bertekad.
Bagi AS Monaco, ini menjadi gelar Ligue 1 kedelapan sepanjang sejarah klub itu berdiri. Sebelumnya, AS Monaco pernah menjadi juara pada musim 1960-1961, 1962-1963, 1977-1978, 1981-1982, 1987-1988, 1996-1997, dan 1999-2000.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.