Kasus Rohingya Berdampak, Kirgistan Batalkan Laga Lawan Myanmar Tapi Piala AFF Jalan Terus
Kirgistan mengeluarkan pengumuman mengejutkan terkait pertandingan sepak bola melawan Myanmar.
Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, MYANMAR - Kirgistan mengeluarkan pengumuman mengejutkan terkait pertandingan sepak bola melawan Myanmar.
Pemerintah Kirgistan, Senin (4/9/2017), membatalkan pertandingan sepak bola internasional kontra Myanmar dalam Kualifikasi Piala Asia 2019.
Duel ketiga putaran ketiga Grup A itu semula dijadwalkan pada Selasa (5/9/2017) pukul 21.00 WIB, di Stadion Dolen Omurzakov, Bishkek, Kirgistan.
Dalam klasemen sementara Grup A, Kirgistan berada di posisi ketiga dengan nilai tiga dari dua laga. Myanmar berada di urutan kedua di bawah India, juga dengan nilai tiga, tapi unggul selisih gol dari Kirgistan.
Hanya juara dan runner-up yang lolos ke Piala Asia 2019 di Uni Emirat Arab.
Kirgistan membatalkan duel kontra Myanmar karena potensi teror menyusul ketakutan yang terus meningkat akibat pelanggaran kemanusiaan terhadap kaum muslim Rohingya di negara Asia Tenggara itu.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), setikdanya 87.000 muslim Rohingya telah tiba di Bangladesh untuk menghindar dari bentrokan di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Para pengguna media sosial di Kirgistan terus menyuarakan perdamaian untuk memprotes kekerasan di Myanmar yang didominasi Buddha menjelang laga Kualifikasi Piala Asia 2019 antara Kirgistan dan Myanmar ini.
Sebanyak 86,3 persen populasi Kirgistan adalah penganut Islam, sisanya penganut Kristen Ortodoks Rusia dan agama lain.
"Pertandingan ini dibatalkan berdasarkan keputusan Perdana Menteri Sapar Isakov dan akibat ancaman potensial dari aksi teroris," ujar juru bicara Federasi Sepak Bola Kirgistan, Senin (4/9/2017), sebagaimana dikutip BolaSport.com dari NDTV.com.
Presiden Federasi Sepak Bola Kirgistan Semetei Sultanov menambahkan, laga itu akan dijadwal ulang dan kemungkinan digelar di negara lain.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah memperingatkan "bencana kemanusiaan" yang terus menjulang di Myanmar bagian barat.
PBB mendesak pasukan keamanan Myanmar untuk menahan diri setelah 400 orang, sebagian besar muslim Rohingya, tewas dalam pembunuhan massal.
Laporan tentang pembantaian dan pembakaran sistematis sejumlah desa oleh pasukan keamanan, termasuk militan, telah menimbulkan kekhawatiran bahwa kekerasan di Rakhine berputar di luar kendali.
Federasi Sepak Bola Myanmar juga telah mempublikasikan pembatalan laga versus Kirgistan ini melalui akun media sosialnya.