Eks Persib Bandung Cerita Bagaimana Keadaan Mereka Jika Kalah di Pertandingan
Gelar juara perserikatan tahun 1986, 1990, dan 1994 menjadi bukti kehebatan Maung Bandung kala itu.
Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Persib Bandung pernah memiliki generasi emas di tahun 80-an sampai awal 90-an.
Banyak gelar yang sudah didapat oleh tim kebanggan warga Bandung dan Jawa Barat tersebut.
Gelar juara perserikatan tahun 1986, 1990, dan 1994 menjadi bukti kehebatan Maung Bandung kala itu.
Ditambah satu gelar juara Liga Indonesia pertama tahun 1995 yang menggabungkan antara klub perserikatan dan galatama.
Robby Darwis dkk menjadi pemain yang dielu-elukan ketika itu.
Baca: Anjing Pelacak Sempat Mabuk Usai Endus 1 Ton Sabu Selundupan di Kapal
Baca: Link Live Streaming Indosiar: Sriwijaya FC vs Bali United Piala Presiden 2018 - Tonton Lewat Ponsel
Namun bagaimana jika Persib yang begitu berjaya kala itu mengalami kekalahan?
Yudi Guntara, satu pemain yang menyumbangkan gelar juara perserikatan 1994 dan Liga Indonesia 1995 berbagi cerita kepada Tribun Jabar.
Dihubungi Tribun Jabar, Yudi menuturkan jika para pemain tidak akan berani keluar kamar mess jika mengalami kekalahan.
"Dulu kami kalau Persib kalah memilih untuk menutup pintu rapat kamar mess, kami lebih baik diam di kamar saja," ujar Yudi belum lama ini.
Berbanding terbalik jika meraih kemenangan.
Ia mengatakan, jika Persib menang dirinya dan rekan-rekananya bisa dengan bebas keluar mess tanpa ada rasa takut dan malu.
"Dulu kalau menang kita jalan-jalan ke Cibeunying nyari tape atau ke Pungkur lihat-lihat sparepart mobil," ucapnya.
Baca: Tanjakan Emen Sudah Memakan 54 Korban Tewas Sejak 2014, Separuhnya Terjadi Sabtu (10/2/2018) Kemarin
Hal ini dipastikan juga oleh penjaga Mess Persib sebelum pindah ke Sidolig di Wisma Dharma Bhakti Jalan Bali No2.
Menurut Sujudin, para pemain tidak akan berani keluar kamar ketika Persib kalah.
"Iyah kalau kalah mereka biasanya di kamar saja sambil istirahat, tidak pernah keluar kamar," ucap Sujudin kepada Tribun Jabar di Wisma Dharma Bhkati
Kebiasaan ini kata Sujudin berlangsung cukup lama.
Terutama saat masih berkompetisi di era perserikatan.(*)
Sekolah Ini Tuai Protes Setelah Berencana Membuat Seragam Murid Seharga Rp 10 Juta https://t.co/gqJ1jn4SUx via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) February 11, 2018