Keluarga Kecil Seto Nurdiantoro Larut Dalam Euforia Usai PSS Sleman Promosi ke Liga 1
Hujan air mata ini menandai keberhasilan PSS Sleman promosi ke Liga 1 2018 selepas mengungguli Kalteng Putra dengan skor 2-0.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Tangis bahagia seakan tumpah ruah di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (28/11/2018).
Hujan air mata ini menandai keberhasilan PSS Sleman promosi ke Liga 1 2018 selepas mengungguli Kalteng Putra dengan skor 2-0.
PSS Sleman sukses unggul dengan agregat 2-0 setelah sebelumnya bermain imbang tanpa gol, 0-0 di kandang Kalteng Putra di di Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya, Minggu (25/11/2018).
Dengan hasil ini, PSS Sleman berhak melaju ke partai final Liga 2 2018 sekaligus memastikan diri sebagai salah satu kontestan Liga 1 pada musim depan.
Selepas pertandingan selesai, air mata pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiantoro, pecah ketika keluarganya menghampiri.
Pelukan dan rasa haru seolah ikut menjadi bagian dari perayaan keberhasilan pria berusia 44 tahun ini membawa Bagus Nirwanto dkk naik kasta pada musim depan.
Bersama sang istri, Anita Kurniawati, dan putrinya, Nafidza Shadrina Nurdiyantara, keluarga kecil Seto Nurdiantoro ikut larut dalam euforia seisi Stadion Maguwoharjo.
Anita Kurniawati pun mengungkapkan kebahagiannya di tengah hingar bingar perayaan ini.
Ia mengaku bersyukur, setelah melewati berbagai perjuangan sepanjang musim ini, Elang Jawa akhirnya ikut mentas di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Tanah Air.
"Alhamdulillah setelah perjuangan yang luar biasa, selangkah demi selangkah dilewati, akhirnya PSS Sleman berhasil promosi ke Liga 1 pada musim depan," ujar Anita.
Diakuinya, momen ini seakan mengembalikan memorinya ketika PSS Sleman berhasil naik kasta ke Divisi Utama.
Pada musim 1999-2000 itu, Elang Jawa sukses promosi ke Divisi Utama seusai meraih peringkat kedua di Divisi Satu.
Pada partai final, PSS Sleman harus tumbang dari Persita Tangerang dengan skor 0-1.
Kala itu, PSS Sleman masih berkandang di Stadion Tridadi. Adapun manajer tim Elang Jawa kala itu adalah H Subardi, yang mana merupakan ayahanda dari Anita.