Muddai Madang: Atas Nama Manajemen Sriwijaya FC Saya Minta Maaf Kepada Pecinta Sriwijaya FC
Kepastian itu terjadi setelah Tim asuhan Alfredo Vera mengalami kekalahan atas Arema FC dengan skor 1-2 dalam laga pamungkas LIGA 1 2018
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sriwijaya FC tak mampu bertahan di kancah kompetisi kasta tertinggi di tanah air, Liga 1.
Tentu ini membuat masyarakat pecinta sepakbola Sumatera Selatan (Sumsel) kecewa atas terdegradasinya Sriwijaya FC ke Liga 2 2019 sejak keikutsertaannya di Indonesia Super League.
Kepastian itu terjadi setelah Tim asuhan Alfredo Vera mengalami kekalahan atas Arema FC dengan skor 1-2 dalam laga pamungkas LIGA 1 2018 di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, Minggu, 9 Desember 2018.
Dengan hasil itu, Sriwijaya yang mengantongi nilai 39 dan berada di peringkat ke 17 bersama PSMS Medan dan Mitra Kukar FC turun kasta.
Direktur Utama PT Sriwijaya Optimis Mandiri (SOM) selaku pengelola Sriwijaya FC, Muddai Madang mengatakan bertanggung jawab penuh atas terdegradasinya Sriwijaya FC ke Liga 2.
"Selaku Dirut PT SOM sekaligus sebagai pemilik saham mayoritas PT SOM, saya adalah orang yang paling bertanggung jawab atas PT SOM dan paling berkepentingan dalam perjalanan Sriwijaya FC di kompetisi Liga 1. Faktanya, Sriwijaya FC harus terdegradasi ke Liga 2 setelah kalah 2-1 atas tuan rumah Arema FC," ungkap Muddai Madang, Minggu (9/12/2018).
Muddai Madang mengaku kecewa dan bersedih hati. Apalagi, dia sudah mengerahkan pikiran dan mengeluarkan biaya untuk menjaga Sriwijaya FC agar tetap bisa berkompetisi di Liga 1.
"Atas nama Sriwijaya FC, saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Sumsel, khususnya pecinta Sriwijaya FC yang selama ini memberikan dukungan kepada Sriwijaya FC," katanya.
Muddai tak mau mencari alasan tentang kegagalan tersebut. Apalagi, dia telah menunjukkan komitmen memberikan dukungan penuh kepada Sriwijaya FC untuk tetap berada di Liga . Seperti, mendatangkan pelatih berkualitas dan melancarkan pembayaran gaji pemain dan pelatih.
"Ini lah olahraga sepakbola. Naik turun kasta itu menjadi bagian dari seni olahraga sepak bola. Sekelas klub besar sepakbola Italia saja seperti Juventus dan Sampdoria pernah terdegradasi dari Serie A Italia. Jadi, ini bukan lah akhir dari segalanya," selorohnya.
Secara khusus Muddai meminta agar tidak ada kegaduhan atas kegagalan Sriwijaya FC dengan mengaitkan ke persoalan yang tidak berhubungan dengan teknis keolahragaan.
Dan, dia berjanji akan mengembalikan klub sepakbola kebanggaan masyarakat Sumsel kembali bersaing di kasta sepakbola tertinggi Tanah Air.
"Jangan terlarut dalam kesedihan, kami akan sekuat tenaga mengembalikan Sriwijaya FC ke habitatnya sebagai peserta kompetisi Liga 1 pada 2020," tuturnya.