PS Tira vs PSIM Yogyakarta: Asisten pelatih PS Tira Mengaku tak Ingin Ricuh
Mahruzar Nasution menyayangkan ricuhnya laga kontra PSIM Yogyakarta pada babak 64 besar Piala Indonesia 2018 yang berkesudahan 2-0
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Asisten pelatih PS Tira, Mahruzar Nasution menyayangkan ricuhnya laga kontra PSIM Yogyakarta pada babak 64 besar Piala Indonesia 2018 yang berkesudahan 2-0 untuk keunggulan PS Tira di Stadion Sultan Agung, Bantul, Selasa (11/12/2018).
Pada laga tersebut, ribuan suporter merangsek masuk ke dalam lapangan saat waktu normal menyisakan sekira 10 menit jelang laga usai.
Kemarahan suporter diduga dipicu kepemimpinan wasit yang dinilai kerap kali merugikan PSIM di laga tersebut.
Amarah suporter disinyalir bermula menit ke-65 kala wasit tak bergeming ketika sepakan Rifky mengenai tangan pemain PS Tira di area kotak penalti.
Protes diawali pelemparan botol air mineral oleh oknum suporter ke dalam lapangan.
Puncak kemarahan suporter ialah pada menit ke-80 usai PS Tira mencetak gol kedua melalui Pandi Lestaluhu yang dinilai berbau offside.
Selain mencoba mengejar pengadil pertandingan, para pemain PS Tira juga sempat menjadi sasaran amukan dari oknum suporter sebelum akhirnya situasi dapat dikendalikan pihak keamanan.
"Kami tidak menginginkan situasi seperti ini, karena kita bermain bola di dalam lapangan. Tapi situasi massa seperti ini, tidak bisa kita hindari," kata Mahruzar Nasution.
Padahal, Mahruzar menilai jalannya pertandingan cukup berimbamg dan enak untuk dinikmati.
"Secara permainan berimbang. PSIM bagus dan memberi perlawanan juga. Enak ditonton, tapi massa masuk ke dalam lapangan, mau bilang apa," ujarnya.
Ia pun mengaku belum mengetahui secara pasti kondisi para pemainnya usai menjadi sasaran amarah pendukung PSIM Yogyakarta yang merangsek dalam lapangan.
"Tadi saya belum cek pasti. Mungkin pemain mau mengamankan diri tapi terkena pukul, yang jelas situasi sangat banyak massa ke dalam lapangan. Kami ikuti aturan yang berlaku," ungkap Mahruzar.
Disinggung mengenai keputusan wasit di laga tersebut, Mahruzar tak mau ambil pusing dan menyerahkan keputusan sepenuhnya PSSI.
"Itu relatif ya, artinya penilaian semua orang bisa berbeda. Tapi kita mengacu dengan aturan yang ada, karena dipertandingan ada wasit, kalau merasa tidak puas tentu ada jalur resmi yang bisa ditempuh," ujarnya.