Soal Bonus Timnas U-22 Indonesia, Menpora Merasa Difitnah Seorang Anggota Exco PSSI
Pria asal Bangkalan, Madura itu pun merasa seperti ada fitnah dari anggota Exco PSSI kepadanya.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia (Menpora), Imam Nahrawi geram pada tuduhan fitnah dari salah satu anggota Eksekutif (Ecxo) PSSI.
Menpora Imam Nahrawi mengatakan, Exco PSSI itu menyebutkan bahwa pihaknya belum mencairkan uang bonus kepada timnas U-22 Indonesia.
Sebelumnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memberikan bonus sebesar Rp 2,1 miliar kepada skuat timnas U-22 Indonesia pascameraih gelar juara Piala AFF U-22 2019.
Imam Nahrawi menegaskan bahwa Kemenpora sudah memberikan uang tersebut satu pekan lalu.
Pria asal Bangkalan, Madura itu pun merasa seperti ada fitnah dari anggota Exco PSSI kepadanya.
"Sudah cair. Sejak sepekan lalu, bonus juga sudah cair," kata Imam Nahrawi.
Namun, Imam Nahrawi enggan menyebutkan nama anggota Exco PSSI itu ke publik.
Imam Nahrawi hanya mengetahui dan mendengar kekalahan timnas U-23 Indonesia dengan skor 0-4 dari Thailand pada kualifikasi Piala Asia U-23 2020 belum lama ini karena faktor tersebut.
Padahal, Kemenpora sudah memiliki bukti bahwa uang bonus tersebut sudah dikirimkan.
"Ya, satu Exco PSSI yang menyatakan bahwa kekalahan kemarin dari Thailand itu karena bonus belum cair," ucap Imam Nahrawi.
"Itu fitnah, bonus sudah cair dari lama kok, ada tanda terima pencairannya, sejak mereka pemusatan latihan di Bali sudah cair," ucap Imam Nahrawi.
Imam Nahrawi tidak mau berpikir terlalu panjang bahwa bonus tersebut membuat besar kepala untuk para pemain timnas U-22 Indonesia.
Pria berusia 45 tahun itu lebih menilai kepada faktor mental skuat asuhan Indra Sjafri yang membuat timnas U-23 Indonesia gagal.
"Oh tidak, jangan mencari sesuatu yang di luar kaitan soal kemenangan di lapangan atau hal di lapangan. Mungkin murni soal lapangan ya," kata Imam Nahrawi.
"Apalagi mereka tanding di kandang Vietnam dengan tekanan suporter yang sedemikian rupa. Mungkin juga ada soal psikologis yang kami tidak tahu di dalamnya seperti apa."