Punya Tren Buruk di Babak 8 Besar Piala Presiden, Madura United Antisipasi Adu Penalti
Madura United sudah gagal dua kali beruntun di babak 8 besar Piala Presiden yakni pada 2017 dan 2018 lalu.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Setelah finis sebagai runner-up Grup D Piala Presiden 2019, Madura United berhak lolos ke babak 8 besar dengan menghadapi Persela Lamongan.
Menghadapi Persela Lamongan, justru Madura United malah dihantui rekor buruk di babak 8 besar Piala Presiden.
Diketahui, Madura United sudah gagal dua kali beruntun di babak 8 besar Piala Presiden yakni pada 2017 dan 2018 lalu.
Pada 2017, tim berjulukan Laskar Sape Kerrab takluk dari Borneo FC lewat drama adu penalti.
Kemudian hal itu terulang di 2018 setelah takluk dari Bali United dan lagi-lagi lewat drama adu penalti.
Oleh sebab itu, dalam persiapan babak 8 besar kontra tuan rumah Persela, Madura United sangat serius dalam menyiapkan algojo tendangan penalti dan penjaga gawang.
"Bola itu bundar, sulit kami prediksi. Mungkin soal algojo akan ditentukan oleh pelatih kepala (Dejan Antonic) dan yang lainnya, tapi tanggup jawab saya memastikan semua kiper harus siap," ujar pelatih kiper Madura United, Kurnia Sandy, dilansir BolaSport.com dari laman resmi klub.
Kurnia Sandy belum menentukan kiper yang bakal turun sebagai starter.
Sebab, ia masih akan melihat kesiapan dari empat anak asuhny yakni M. Ridho Djazulie, Muhammad Ridwan, Rafit Ikhwanudin, dan Fawaid Ansory.
"Belum, itu masih nanti. Saya masih mau memantau perkembangannya hingga H-1 nanti, ucap Kurnia Sandy.
"Yang aman yang siap tempur membantu tim ini, mulai dari pertandingan normal dan babak adu pebalti, itu yang akan direkomendasikan," tambahnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.