TRIBUNNEWS.COM - Tim Arema FC dan Persib Bandung menjadi dua tim di antara beberapa tim yang mendapat hukuman berupa denda dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI.

Hukuman atau sanksi bagi Arema FC dan Persib Bandung itu ditetapkan dalam sidang Komdis PSSI pada 5 Juli 2019.

Keputusan hukuman atau sanksi bagi Arema FC adalah denda sebesar Rp 150 juta.

Denda itu merupakan hukuman bagi pelanggaran berupa penyalaan petasan dan pelemparan botol oleh suporter atau Aremania di laga Arema FC Vs Tira Persikabo pada 29 Juni 2019.

Sedangkan sanksi yang diterima Persib Bandung adalah denda sebesar Rp 75 juta.

Denda bagi Persib itru sebagai hukuman atas pelanggaran berupa pelemparan botol ke arah polisi pada Laga Persib Bandung Vs Bhayangkara FC, 30 Juni 2019.

Selain hukuman denda bagi Arema FC dan Persib Bandung, Komdis PSSI secara keseluruhan telah membuat keputusan terhadap 11 pelanggaran yang terjadi belakangan ini.

Sebanyak 11 pelanggaran yang disidangkan Komdis PSSI itu adalah pelanggaran dalam kompetisi Liga 1, Liga 2, maupun Elite Pro Academy U-18.

Komisi Disiplin (Komdis) PSSI telah merilis hasil sidang pada 5 Juli 2019 terkait pelanggaran yang dilakukan tim-tim pada kompetisi sepak bola di Indonesia.

Mulai dari pelanggaran individu alias pemain hingga perilaku buruk suporter telah diberikan hukuman oleh Komdis PSSI.

Bali United menjadi tim yang mendapatkan hukuman paling berat berupa denda sebesar Rp200 juta.

Hukuman ini didapatkan Serdadu Tridatu akibat ulah suporter yang menyalakan flare lebih dari lima titik saat laga melawan Kalteng Putra di Stadion Sultan Agung, Bantul, pada 26 Juni 2019.

Adapun hukuman berupa teguran keras diberikan Komdis PSSI kepada pemain Kalteng Putra, Patrich Wanggai, dan asisten pelatih Bali United, Yogi Nugraha.

Wanggai terlibat cekcok dan menghampiri ofisial Bali United saat pertandingan berlangsung.

Sementara Yogi dinilai melakukan protes berlebihan terhadap asisten wasit.