Manajemen Persebaya Beberkan Alasan Mundurnya Wolfgang Pikal
Melalui Media Officernya, Nanang Priyanto, Persebaya menjelaskan alasan mundurnya Pikal murni karena perforam tim yang tak kunjung membaik.
Penulis: Atreyu Haikal Rafsanjani
Editor: Pravitri Retno W
Untuk mengganti posisi Pikal sebagai Pelatih Kepala Persebaya, Nanang mengakui sementara belum ada pengganti.
TRIBUNNEWS.COM - Performa buruk yang ditampilkan Persebaya dalam beberapa laga terakhir membuat sang pelatih Wolfgang Pikal mundur dari kursi kepelatihan, Rabu (30/10/2019).
Mengenai mundurnya Wolfgang Pikal, Manajemen Persebaya angkat suara.
Baca: Jadwal Liga 1 2019 Pekan ke-26, Live Streaming Indosiar,Big Match Persebaya Surabaya vs PSM Makassar
Baca: Hasil Liga 1 2019, Kalah dari Bhayangkara FC, Pelatih PSM Soroti Kinerja Wasit
Dikutip Tribunnews dari TribunJatim, melalui Media Officernya, Nanang Priyanto, Persebaya menjelaskan alasan mundurnya Pikal murni karena performa tim yang tak kunjung membaik.
“Seperti yang disampaikan Wolfgang Pikal di video itu (Instagram Persebaya Surabaya), jadi murni karena dia belum bisa mengangkat performa Persebaya,” ujar Nanang.
Untuk mengganti posisi Pikal sebagai Pelatih Kepala Persebaya, Nanang mengakui sementara belum ada pengganti.
“Hari ini memang jadwal libur, hari ini belum ada (pelatih kepala), kalau komunikasi dengan manajer Persebaya, secepatnya akan ada pelatih kepala baru,” ungkapnya.
Sedangkan, Nanang belum mau buka suara mengenai pelatih pengganti, termasuk rumor mengenai Aji Sanstoso, mantan pelatih Persela Lamongan, sebagai pengganti Pikal.
“Klunya belum ada, tunggu pengumuman. Intinya kami segera menyelesaikan segala sesuatunya agar segera bisa mengumumkan pelatih baru,” tambah Nanang.
Meski masih belum mau memberitahukan maslaah pelatih pengganti, Nanang mengakui dulu manajemen Persebaya pernah menjalin komunikasi dengan Aji.
“Tentang pelatih menunggu pengumuman manajer, kalau komunikasi (dengan Aji Santoso) dulu pernah, sekarang tunggu pengumuman manajer saja,” imbuh Nanang.
Sebelumnya, Pelatih Persebaya Surabaya, Wolfgang Pikal mengundurkan diri dari kursi pelatih Bajol Ijo.
Hal ini terungkap dari laman Instagram Persebaya Surabaya.
"Saya mau bilang terimakasih untuk klub, manajemen dan pemain Persebaya Surabaya," ungkap Pikal.
"Dengan hari ini tanggal 30 Oktober, saya mundur sebagai pelatih kepala Persebaya, ini memang tanggung jawab sebagai head coach," lanjutnya.
"Ini resiko jadi pelatih, saya harap Persebaya bisa bangkit, maju, soalnya klub, manajemen luar biasa, all the best untuk masa depan Persebaya Surabaya," tutup mantan asisten pelatih Alferd Reidl ini.
Wolfgang Pikal mengundurkan diri usai rentetan hasil negatif yang diraih Persebaya Surabaya.
Baca: Persebaya Surabaya Tidak Bisa Jamu PSM Makassar di Gelora Bung Tomo
Rentetan hasil buruk tersebut juga mempengaruhi supporter yang kemudian ricuh pasca kekalahan dari PSS Sleman.
Pasca laga Persebaya vs PSS usai, pendukung tuan rumah, Bonek yang merasa kecewa dengan hasil negatif tim kesayangan meraka masuk ke dalam Stadion GBT dan melakukan aksi-aksi yang kurang terpuji.
Hal tersebut disinyalir karena hasil buruk Persebaya dalam beberapa laga terakhir di Liga 1 2019.
Baca: PSS Sleman Tundukkan Persebaya Surabaya yang Sedih Pemain PSS Sleman yang Satu Ini
Baca: Bonek Merusuh di GBT, Persebaya Berharap Tak Disanksi Laga Usiran
Kekalahan dari PSS di GBT merupakan hal pertama yang dialami skuat Bajul Ijo di laga kandang Liga 1 2019.
Selain itu, kekalahan ini merupakan yang ketiga kalinya secara beruntun dan tidak pernah menang dalam lima laga terakhir dalam Liga 1 2019.
Rinciannya kalah dari Barito Putera (1-0), imbang tanpa gol lawan Borneo FC, serta takluk 4-1 Persib, 1-0 Persela, dan terakhir 2-3 PSS.
Prilaku yang ditunjukkan suporter Persebaya pada laga lawan PSS sejatinya telah tampak sebelum pertandingn berlangsung.
Berikut kronologi kericuhan di Stadion Gelora Bung Tomo hingga daftar fasilitas yang rusak:
Dilansir Tribunnews dari Kompas.com, banyak cara yang dilakukan Bonek, suporter Persebaya, mulai dari smoke bomb, meninggalkan tribun, hingga diam tak bernyanyi.
Tanda-tanda kekecewaan Bonek tampak sejak awal laga, banyak spanduk protes terbentang di stadion.
Jelang kick off babak pertama, Bonek sudah mulai membakar smoke bomb.
Namun aksi ini tidak berlanjut hingga laga dimulai.
Situasi memburuk ketika Persebaya tertinggal 1-3 dari PSS di babak pertama.
Nyanyian protes dari Bonek pun bergemuruh di stadion.
Tidak sampai disitu, Bonek yang berada di tribun utara keluar dari stadion hingga bagian tersebut kosong.
Setelah itu, Bonek yang berada di tribun lain diam dan tidk menanyikan lagu dukungan untuk skuat Bajul Ijo yang tengah berlaga.
Baca: Kalah dari PSS Sleman, Suporter Persebaya Rusak Stadion GBT
Ketika babak kedua akan dimulai, pemain Persebaya yang memasuki lapangan disoraki Bonek dengan teriakan 'huuu'.
Hingga pertengahan babak kedua Bonek masih diam.
Di sudut lain, kembang api sudah mulai dinyalakan oleh pendukung Persebaya.
Puncaknya ketika wasit Al Khatiri meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan, para suporter mulai turun ke lapangan.
Suporter yang turun ke lapangan tampak menghampiri pemain Persebaya seperti Ruben Sanadi dan Hansamu Yama.
Namun para punggawa Bajul Ijo setelah itu dibawa ke ruang ganti.
Kondisi di stadion tidak hanya aksi suporter yang masuk ke dalam lapangan, melainkan pelemparan botol, penyalaan flare hingga smoke bomb.
Situasi semakin tidak kondusif setelah sejumlah oknum suporter merusak fasilitas stadion hingga membakar salah satu gawang yang ada di dalam stadion.
Baca: Persebaya Kalah Lagi: Rusuh Diwarnai Flare dan Petasan, Bonek Masuk Lapangan
Fasilitas Stadion Gelora Bung Tomo yang Rusak
Dalam pemberitaan Tribun Jatim, kerusuhan oknum suporter yang masuk ke dalam stadion dengan melakukan aksi anarki yang merugikan pihak tuan rumah.
Oknum suporter tersebut membakar papan iklan yang ada di pinggir lapangan, merusak bench pemain pengganti, serta tampak salah satu gawang di dalam stadion yang terbakar, dan masih banyak lagi.
Pemain Persebaya Dievakuasi dengan Kendaraan Taktis (Rantis)
Kericuhan yang terjadi di Stadion Gelora Bung Tomo membuat pihak keamanan bertindak cepat dengan mengevakuasi pemain Persebaya menggunakan kendaraan taktis (rantis), seperti yang dikatakan Media Officer Persebaya, Nanang Priyanto.
"Belum tahu kenapa dibawa lebih cepat," ucap Nanang, dikutip dari Tribun Jatim.
"Tapi semua tim sudah dibawa polisi, saya belum berkomunikasi."
"Dari informasi yang saya dapat, mereka dievakuasi menggunakan rantis," lanjut Nanang.
Alhasil, kejadian tersebut membuat skuat Bajul Ijo tidak dapat hadir pada sesi jumpa pers setelah pertandingan.
(Tribunnews.com/Haikal, Gigih, Sina, Tribun Jatim/Ndari Wijayanto, Surya.co.id/Khairul Amin, Kontributor Bola Kompas.com/Suci Rahayu)