“Jika tim lain memenangkan gelar, maka kami akan mencoba musim depan, Kami memiliki dua opsi: menyerah, atau berjuang dan pilihan itu kami yang menentukan,"

Pep juga menyebut, permainan Chelsea pun cukup baik, dan mengaku menikmati apa yang ditunjukkan anak asuh Frank Lampard musim ini.

"Saya menikmati, apa yang ditunjukkan Liverpool dan Chelsea, permainan mereka menarik," ujar Pep.

Di kubu Chelsea, pelatih Frank Lampard datang ke Stamford Bridge dan sukses menjawab keraguan.

Diisi anak-anak muda, Lampard membuktikan kualitasnya dan berhasil menunjukkan kualitas dari para pemain muda ini.

Kebetulan, Lampard memiliki kenangan kala memperkuat Manchester City pada 2016, ia menjaringkan gol penyama kedudukan kala menghadapi Chelsea di City of Manchester.

Membahas secara taktik, keduanya memiliki cara serupa, gemar melakukan pengusaan bola dan lebih banyak melakukan umpan pendek dibanding aksi individu.

Pep Guardiola, akan kembali mengandalkan peran Kevin de Bruyne sebagai motor serangan.

Gelandang asal Belgia ini tidak tergantikan bagi Pep, perannya benar-benar penting bagi Manchester City.

Siapapun tandem dari de Bruyne, dirinya adalah sosok penting di lini tengah Manchester City.

Pasing yang terukur dan ketepatan tendangan dari jarak jauh adalah keunggulan dari mantan pemain Wolfsburg ini.

Ironisnya, de Bruyne adalah the one that got away bagi Chelsea, karena dirinya pernah berseragam Chelsea namun gagal mendapatkan kesempatan bermain.

Di kubu Chelsea, kolektivitas adalah kunci permainan Frank Lampard, namun menunjuk satu pemain kunci, adalah Ngolo Kante adalah sosok sentral di lini tengah Chelsea.

Kante, adalah gelandang vital bagi The Blues, dalam tiga musim terakhir, pemain asal Prancis ini tidak tergantikan.