Fakta-Fakta Menarik Kompetisi Liga 1 2020, Gebrakan PSSI Atasi Jadwal Amburadul hingga Mafia Bola
Kompetisi sepak bola kasta tertinggi sepak bola tanah air yakni Liga 1 dijadwalkan akan kembali bergulir mulai tanggal 29 Februari 2020 mendatang.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Kompetisi sepak bola kasta tertinggi sepak bola tanah air yakni Liga 1 dijadwalkan akan kembali bergulir mulai tanggal 29 Februari 2020 mendatang.
Total 18 kontestan akan berjuang keras guna menorehkan prestasi terbaiknya dalam ajang kompetisi Liga 1 musim 2020/2021.
Bali United akan memegang status sebagai juara bertahan, tak ayal hal itu akan membuat para punggawa Serdadu Tridatu akan bekerja keras untuk mempertahankannya.
Beberapa tim seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, Persebaya Surabaya hingga Bhayangkara FC diprediksi akan menjadi pesaing kuat Bali United dalam memperebutkan gelar juara Liga 1 2020.
Baca: Adu Tajam Lini Serang Persib, Persija, dan Persebaya: Sama Tajam, Siapa Punay Pelapis Berbahaya?
Baca: Jadwal Pekan Perdana Liga 1 2020: Persebaya & Bali United Jumpa Tim Promosi, Persija vs Borneo FC
Jelang bergulirnya kompetisi Liga 1 musim 2020/2021, ada beberapa hal menarik yang perlu kamu ketahui.
Berdasarkan hasil penelusuran Tribunnews, berikut ini beberapa hal yang perlu kamu tahu dari penyelenggaraan Liga 1 2020.
1. Bali United & PSM Makassar Dapat Perlakuan Beda
Pihak PSSI secara khusus merubah aturan terkait jumlah pemain maksimal yang boleh didaftarkan setiap tim yang awalnya hanya 30 menjadi 33 pemain.
Bali United dan PSM Makassar menjadi dua klub yang mendapatkan perlakuan berbeda di kompetisi Liga 1 2020.
Kedua klub tersebut kini diperbolehkan mendaftarkan 36 pemain untuk kompetisi liga 1 2020.
Padahal secara aturan, PT. Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi hanya memperbolehkan kuota maksimal 33 pemain.
Usut demi usut alasan dibalik diperbolehkannya Bali United dan PSM Makassar mendaftarkan pemainnya lebih banyak dari tim lain karena keduanya akan berlaga di ajang Piala AFC 2020.
2. Slot Pemain Asing Belum Berubah
PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator masih menggunakan aturan 3+1 terkait pemain asing.
Artinya, setiap klub di Indonesia hanya boleh menggunakan empat pemain asing saja.
Adapun rinciannya adalah tiga berasal dari benua Eropa, Amerika, Afrika, dan satu sisanya wajib memiliki 1 pemain Asia-Australia.
Pembantasan penggunaan pemain asing perlu dilakukan oleh operator kompetisi.
Artinya, aturan ini juga turut mendukung penggunaan pemain lokal dan pemain muda dalam sebuah klub Liga 1 2020.
Baca: Analisis Lini Serang Persib Bandung, Persebaya Surabaya,& Persija Jakarta di Liga 1 2020
Baca: Tujuan Pemain Naturalisasi Berbelok, Awalnya Demi Prestasi Timnas Kini Dimanfaatkan Tim Liga 1
3. Dihapusnya Regulasi Pemain U23
PT.LIB secara resmi juga telah menghapus regulasi lama yang bersangkutan dengan pemain U23.
Dalam dua musim terakhir, PT LIB mewajibkan tim peserta Liga 1 memiliki, mengontrak, dan mendaftarkan tujuh pemain U-23.
"Meski sudah diatur tetapi banyak pemain U-23 Indonesia yang tidak diberi kesempatan tampil oleh timnya. Jadi aturan itu kami hapus," kata Cucu Soemantri dilansir dari Kompas.
"Ke depan, rencananya kami akan menggelar kompetisi untuk U-23. Kompetisi itu berguna untuk membuat pemain muda Indonesia berkembang karena bisa tampil reguler," ujar Cucu Soemantri menambahkan.
Cucu Soemantri menilai aturan itu tidak memiliki dampak langsung terhadap perkembangan pemain U-23 Indonesia sehingga diputuskan dihapus.
4. Gebrakan PSSI Perbaiki Jadwal Kompetisi
Dalam beberapa musim terakhir, gelaran kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia harus tertunda akibat tidak mendapatkan izin dari pihak kepolisian.
Mochamad Iriawan selaku Ketum PSSI memastikan bahwa pihaknya telah bersinergi dengan pihak Polri agar bergulirnya kompetisi musim ini tak terjadi penundaan.
"Kita sudah jelas. Kalau pihak Polri pastikan tidak ada waktu berubah, tidak ada klub yang bisa mundur atau menunda," kata Iriawan, Kamis (20/2/2020) seperti yang dilansir dari Wartakota.
Iwan Bule berharap kedepannya, tidak terdapat klub yang membangkang dari jadwal yang telah dirilis oleh PT.LIB.
Menurutnya, PSSI tak segan-segan akan memberikan sanksi bagi klub yang berani melanggar jadwal yang telah disusun.
"Nanti ada sanksi dari kita. Karena kita juga harus tahu Polri juga pekerjaannya banyak. Bukan cuma amankan sepak bola," paparnya.
Ia juga menuturkan dengan molornya penyelenggaran Liga 1 musim ini, dapat berakibat pada karugian yang harus ditanggung oleh klub.
Baik meliputi akomodasi dan transportasi.
"Sekali jadwal bergeser, eksesnya akan besar ke jadwal lain," ujar Iwan Bule seperti yang dilansir dari PSSI.
"Di sini yang terganggu tak hanya kebugaran pemain, tapi juga kerugian klub karena hangusnya biaya akomodasi dan transportasi,” urainya," tambahnya.
Menurut pernyataan sang Ketua Umum PSSI, maka penyelenggaraan Liga 1 musim 2020 akan tetap bergulir pada 29 Februari 2020.
Dimana akan terdapat tiga pertandingan yang akan tersaji pada laga tersebut, yakni Persebaya vs Persik, Madura United vs Barito Putera dan Bhayangkara FC vs Persiraja Banda Aceh.
Sedangkan akhir kompetisi akan selesai pada 31 Oktober 2020.
5. Aksi Nyata PSSI Perangi Mafia Bola
PSSI telah mengadakan pertemuan dengan Kepolisian Republik Indonesia yang dilaksanakan di Jakarta pada Kamis (20/2/2020) yang telah lalu.
Pertemuan tersebut sebagai langkah penguatan sinergi yang ditandai dengan penyelenggaraan rapat koordinasi antara PSSI-POLRI 2020.
Adapun dalam rapat koordinasi ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum PSSI, Muhammad Iriawan.
Iwan Bule bule mengungkapkan, Sinergi PSSI dan Polri dapat menjadi kunci dalm suksesnya pembinaan sepak bola secara menyeluruh.
Baca: Daftar Pemain Naturalisasi Liga 1 2020, Persib Bandung Terbanyak, Dominasi Negara Brasil & Belanda
Selain itu, komunikasi yang terjalin antara PSSI dan Polri merupakan modal dasar dalam melaksanakan Inpres Nomor 3 Tahun 2019 tentang ‘Percepatan Pembangunan Sepakbola Indonesia’.
Dikutip Tribunnews.com dari laman resmi PSSI, Implementasi terdekat dari sinergi ini adalah bagaimana menjalankan Kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020 yang berkualitas.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Iwan Bule.
“Suksesnya Liga 1 dan Liga 2 adalah kerja keras dan sinergi antara PSSI dan POLRi, untuk menciptakan kompetisi liga yang aman, dikelola secara profesional, dan bebas mafia bola,” kata Iriawan dilansir dari laman resmi PSSI.
Iwan Bule menambahkan penyelenggaraan kompetisi yang berkualitas akan mempengaruhi dalam hal prestasi timnas, serta menumbuhkan kepercayaan internasional pada sepak bola Indonesia.
“Apalagi tahun depan kita dipercaya menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20,” imbuhnya.
Iwan Bule juga menggarisbawahi sepanjang PSSI berdiri hampir 90 tahun, baru kali ini ada rapat koordinasi bersama Polri jelang bergulirnya kompetisi.
Selama ini, pertemuan kedua belah pihak cenderung berlangsung secara informal saja.
“Di sini kami meminta bantuan Polri untuk dapatnya PSSI dan PT Liga Indonesia Baru melaksanakan arahan Presiden Jokowi menyelenggarakan kompetisi sepak bola yang berjalan tepat waktu serta menarik ditonton,” terang Iwan Bule.
Dalam Rakor ini dihadiri Wakil Kepala Badan Intelkam Pori Irjen Pol Suntana, Kepala Biro Pembinaan Operasi Asisten Operasi Kapolri Brigjen Agung Wicaksono, Kepala Satgas Anti Mafia Bola Brigjen Hendro Pandowo.
Selanjutnya ada Karo Multimedia Divisi Humas Polri, Brigjen H Budi Setiawan, kepala biro operasi dan 12 Direktur Intelkam 12 provinsi para kapolresta se-Polda Metro Jaya serta manajer Liga 1 dan Liga 2.
Iwan bule juga membahas mengapa para voter memilihnya pada Kongres Luar Biasa PSSI 2019 lalu.
Pada pemilihan itu, para voter percaya bahwa Iwan Bule dapat menuntaskan masalah yang ada di sepak bola Indonesia.
“Para pemilik suara itu, baik klub maupun asosiasi, berharap ada perubahan dalam kemajuan sepakbola Indonesia."
"Mereka juga berharap jadwal kompetisi tepat waktu dan tidak berubah-ubah di tengah jalan,” jelasnya.
Selain itu, insan sepak bola Indonesia juga percaya Iriawan akan mengikis mafia sepak bola, sehingga tak ada lagi pengaturan wasit maupun pengaturan skor
“Alasan lain, karena saya dinilai lebih mudah berkoordinasi dengan pihak keamanan dan kepolisian, mempunyai komitmen kuat untuk memajukan sepak bola di Indonesia, serta memiliki jaringan yang cukup luas baik terhadap pemerintah maupun non pemerintah,” tandasnya.
(Tribunnews/Dwi Setiawan, Giri, Ipunk)