Kabar Liga 1: PSIS Semarang Berlakukan Denda dan Sanksi Tegas Selama Libur Kompetisi
"Apabila ada pemain yang melanggar, kami pasti akan beri sanksi," ucap General Manajer PSIS Semarang, Wahyu Winarto.
Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Sebab, jika tak ada kepastian mengenai kelanjutannya akan berdampak pada tim. Terutama keuangan.
"Klub itu kan butuh kepastian. Jangan sampai ini molor-molor. Itukan sangat menjadi beban klub.
Tentunya kami minta dari klub, dalam hal ini PSSI dan juga pemerintah untuk segera memberi keputusan apakah kompetisi ini lanjut, atau tidak. Kan seperti itu. Atau hanya mundur," kata Liluk saat dikutip dari Tribun Jateng.
Jika melihat perkembangan wabah virus corona di Indonesia saat ini, Liluk menyebut sudah tak memungkinkan lagi roda kompetisi dilanjutkan dalam waktu dekat.
Selain masalah virus corona, dalam waktu dekat sudah memasuki masa ramadhan. Sehingga, seperti musim-musim sebelumnya, ada jeda tersendiri bila kompetisi memasuki masa ramadhan.
"Satu, ini wabah kan belum bisa kita tentukan sampai kapan berakhir. Kedua, kita bulan besok (April-red) sudah memasuki bulan ramadhan. Dua hal itu sebagai pertimbangan.
Untuk corona ini sudah menjadi wabah luar biasa. Bahkan di seluruh dunia kena. Dan itu penyebarannya sangat cepat sekali. Dan kita tidak mau mengambil risiko untuk itu," jelas Liluk.
Liluk berharap segera ada keputusan yang jelas. Sebab, penundaan kompetisi juga berdampak dalam tim.
"Kalau kita hanya diberikan libur dua minggu kemudian nanti belum pasti kan kita repot. Kita kan harus menggaji pemain, semua official juga kita gaji.
Padahal, wabah ini tidak ada yang bisa memastikan. Tidak ada yang bisa memastikan wabah ini berhenti, besok bisa main. Tidak ada yang bisa memastikan itu," ucapnya.
Disisi lain, Liluk menyebut, hal yang cukup merugikan juga yaitu performa tim PSIS yang dalam kondisi bagus saat ini dalam tiga laga terakhir terancam dengan ketidakpastian kompetisi.
"PSIS sebetulnya musim ini, atau tim kita ini kan lagi bagus-bagusnya. Tapi mau bagaimana lagi.
Makanya, kita mau agar PSSI dan pemerintah harus memutuskan secepatnya," pungkas Liluk.
(Tribunnews.com,Sina, Gigih)