Roy Keane dan Paul Scholes jadi Alasan De Rossi Gagal Gabung Manchester United
Mantan kapten AS Roma, Daniele De Rossi mengungkapkan dirinya memimpikan bermain untuk Manchester United.
Penulis: Atreyu Haikal Rafsanjani
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNNEWS.COM - Mantan kapten AS Roma, Daniele De Rossi mengungkapkan dirinya memimpikan bermain untuk Manchester United.
De Rossi dikenal sebagai seorang legenda di AS Roma, dia menghabiskan 17 musim di ibukota Italia tersebut dan tampil lebih dari 600 penampilan bagi Roma.
Namun kesetiaannya tersebut sempat goyah karena ingin membela salah satu klub raksasa Liga Inggris, Manchester United.
Baca: De Rossi Kenang Momen Hengkang dari AS Roma hingga Impiannya Jadi Pelatih Giallorossi
Baca: Terlanjur Jatuh Cinta, Simon Kjaer ingin Bertahan di AC Milan
Hal ini karena De Rossi mengaku sebagi fans Manchester United sejak kecil.
Namun nyatanya kepindahan tersebut urung terjadi karena adanya dua sosok sentral di lini tengah Manchester United kala itu.
Kedua pemain tersebut adalah Roy Keane dan Paul Scholes yang membuat De Rossi memilih bertahan di AS Roma.
"Sejak saya kecil, saya mencintai Manchester United, itu adalah pilihan yang tepat ketika saya tidak pergi ke Manchester United."
"Karena di sana sudah ada Keane dan Scholes, para pemain yang luar biasa," jelas De Rossi dilansir Sky Sport Italia.
Baca: Striker Inter Milan, Lautaro Martinez Diyakini Cocok Bermain di Barcelona
Baca: Indikasi Pertama Jadon Sancho ke Manchester United dan Tutup Harapan Chelsea
Pada akhirnya, De Rossi lebih memilih meninggalkan Roma pada 2019 lalu dan pergi ke Argentina untuk membela Boca Junior.
Pada saat itu, alasan De Rossi akhirnya meninggalkan Roma adalah dirinya dianggap seperti tuhan di Boca.
"Itu adalah benar-benar keinginan saya untuk bermain di Boca Juniors."
"Saya tidak pernah menginginkan meninggalkan Roma, tapi saya merasa seperti tuhan di Boca," tegasnya.
Namun sayangnya, baru enam bulan merumput bersama Boca Juniors, De Rossi secara mengejutkan memutuskan pensiun tepatnya pada Januari 2020.
De Rossi mengakui bahwa salah satu faktor dirinya pensiun pada usia 36 tahun adalah cedera.
Tapi yang lebih berpengaruh adalah keinginannya untuk kembali berkumpul dengan keluarga di Italia.
Sebenarnya, De Rossi mengungkapkan tidak mudah baginya untuk meninggalkan AS Roma.
Setelah memutuskan pensiun sebagai pemain sepak bola, De Rossi kini bertekad ingin mencoba menjadi seorang pelatih sepak bola profesional.
Namun dirinya mengaku bukan hal mudah untuk menjadi pelatih hebat pada masa mendatang.
Walaupun demikian, ia akan berusaha melakukan terbaik untuk menggapai salah satu impiannya tersebut.
De Rossi juga menambahkan tidak mungkin baginya untuk meniti karir kepelatihan dalam jangka waktu yang sama seperti tatkala bermain sebagai pemain AS Roma.
"Saya tidak bisa bermimpi melakukan hal yang sama jika saya menjadi pelatih karena tidak ada pekerjaan yang bertahan selama itu," ungkap De Rossi.
"Saya ingin menjadi pelatih AS Roma, tetapi saya harus melalui proses pertumbuhan demi mencapai karir," jujurnya.
"Saya ingin melihat diri saya berada di bangku AS Roma, tetapi saya tidak terburu-buru untuk mewujudkannya," tambah De Rossi.
Keinginan De Rossi untuk meniti karir sebagai pelatih tersebut terinspirasi dari ayahnya, Alberto.
Baca: Manchester United Bisa Tambah Kuat Setelah Paul Pogba Pulih dari Cedera Kata Odion Ighalo
Baca: Paul Scholes: Manchester United Butuh Empat Pemain Baru untuk Kejar Liverpool dan Manchester City
Alberto sendiri sebelumnya telah didapuk menjadi pelatih akademi AS Roma selama bertahun-tahun lamanya.
"Saya memulai perjalanan ini bukan hanya karena saya menikmatinya tetapi saya pikir saya bisa melakukannya," ujar De Rossi.
"Orang selalu melihat saya sebagai pemimpin di ruang ganti tetapi pelatih harus membuat keputusan, memilih staff dan akhirnya sendirian dibawah tekanan," sambungnya.
De Rossi menambahkan akan meniru Pep Guardiola sebagai role model dalam mengawali kepelatihan.
"Saya akan mencoba belajar dari pelatih yang berbeda saat saya memulai karir baru ini," beber De Rossi.
"Saya pikir Pep Guardiola akan menjadi tempat yang tepat untuk memulainya," lanjutnya.
(Tribunnews/Haikal, Dwi Setiawan)