Tanggapan Gede Widiade Terkait Pengunduran Diri Ratu Tisha Sebagai Sekjen PSSI
Gede Widiade mengaku tidak terlalu kaget terkait keputusan yang diambil oleh Ratu Tisha untuk menanggalkan jabatan Sekjen PSSI.
Penulis: Rochmat Purnomo
Editor: Gigih
Menurut mantan manajer Timnas Indonesia U-23 di tahan 2015 ini, sosok pengganti selanjutnya harus dapat lebih baik terutama dalam hal komunikasi baik dengan Pemerintah maupun AFC dan FIFA.
"Tisha banyak positifnya, gausah ditutupin semua orang pasti tahu, tetapi negatifnya juga pasti ada."
"Kita cari orang yang pantas pengganti tisha, sebagai seorang sekjen yang ideal dengan memperhatikan kebutuhan organisasi saat ini."
"Kenapa berbeda, karena sekarang sepak bola modern, terbuka, tidak tertutup lagi, pemimpinnya juga semakin pinter, masyarakat juga semakin pinter, pemerintah juga semakin bagus, jadi mencari sekjen yang betul-betul mempunyai kemampuan kriteria tadi."
"Kita harus melihat federasi itu inginnya seperti apa, apakah seperti masa lalu yang membuat jarak dengan pemerintah atau harus bekerja sama dengan pemerintah, ini harus dilihat dulu."
"Menurut saya federasi tidak akan bisa berjalan baik apabila tidak dapat bekerja sama dengan stakeholder yang lain. Utamanya komunikasi dengan kepolisian, kementerian, pemerintah, masyarakat, dengan suporter."
"Prioritas kita bekerja sama karena induk organisasi AFC dan FIFA tapi harus ingat kita hidup di Indonesia. jadi kita tidak boleh lupa dengan hukum positif di indonesia dan kebiasaan disini." tutupnya.
Profil Ratu Tisha
Dilansir Tribun Wiki, Ratu Tisha lahir di Jakarta pada 30 Desember 1985.
Ratu Tisha lahir dari pasangan Tubagus Adhe dan Venia Maharani dan menghabiskan masa kecil hingga remajanya di Jakarta.
Saat masih duduk di bangku SMA, Ratu Tisha sudah aktif di tim bola sekolahnya dengan menjadi manajer bagi timnya.
Berkat campur tangannya, tim bola sekolah Ratu Tisha berhasil meraih juara di beberapa turnamen.
Sebagai siswa berprestasi, Ratu Tisha juga pernah mendapat kesempatan untuk mengikuti program pertukaran pelajar antar budaya negara AFS di Leipzig, Jerman.
Setelah lulus SMA, Ratu Tisha melanjutkan pendidikan strata satunya di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan mengambil jurusan matematika.