Momen Menyakitkan Joe Hart di Machester City, Tidak Diinginkan Pep Guardiola
Kiper kelahiran 19 April 1987 mengakui momen menyakitkan tersebut terjadi ketika kedatangan Pep Guardoiola ke Manchester City.
Penulis: Rochmat Purnomo
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Joe Hart memiliki momen tidak menyenangkan selama di Manchester City yang telah ia tinggalkan sejak 2016 silam.
Sempat menjadi perhatian dunia akibat penampilan terbaiknya di bawah mistar gawang, nama Joe Hart pun menggema di seluruh insan sepak bola.
Terutama di daratan Inggris hingga menyabet 2 gelar Liga Inggris, 1 Piala FA dan 2 Piala Carabao bersama Citizen.
Dirangkum dari Transfermarkt, ia menorehkan 137 cleansheet dari 348 penampilan resmi dengan tim yang bermarkas di Etihad Stadium tersebut.
Baca: Jadwal Premier League Kembali Dimulai 17 Juni 2020, Laga Manchester City vs Arsenal Pembuka
Baca: KABAR DUKA: Legenda Manchester City, Glyn Pardoe Meninggal Dunia
Capaian yang ditorehkan Joe Hart berhasil membuatnya menjadi penjaga gawang andalan Timnas Inggris.
Dibalik semua itu, kiper kelahiran 19 April 1987 ini mengungkapkan momen menyakitkan yang ia rasakan selama kariernya sebagai pesepak bola.
Ia mengakui momen menyakitkan tersebut terjadi ketika kedatangan Pep Guardoiola ke Manchester City.
Sejak kedatangan Pep Guardiola, posisi Joe Hart di bawah mistar pun mulai tergeser dan berdampak pada kualitas ia bermain.
Di bawah kepelatihan Pep Guardiola pun ia hanya turun satu kali dan berdampak pada keinginan untuk hengkang.
"Itu akan terdengar menyedihkan tapi itu kebenaran, saya tidak mendapatkan tempat di tim."
“Hal-hal terjadi dengan manajer baru di Manchester City, mungkin manajer paling penting di dunia."
"Dia bahkan tidak serta merta tidak menyukaiku, dia melihat ada beberapa hal yang menurutnya tidak ada dalam diriku ." kata Joe Hart dikutip dari Independent.
Baca: Manchester City Enggan Sepakati Opsi Tukar Guling Pemain dengan Barcelona
Baca: Manchester City Ajukan Banding ke UEFA, Sidangnya Bulan Juni 2020
Tersingkir dari skuad Citizen membuat ia memilih hengkang pada tahun 2016 dari Etihad ke beberapa klub agar kemampuan terbaiknya kembali.
Dimulai dari petualangan pertamanya ke Liga Italia dengan bergabung Torino selama 1 musim.