APPI Berharap Masalah Penunggakan Gaji Pemain PSS Sleman Bisa Selesai Tanpa Kisruh
APPI berharap permasalahan pengunggakan gaji pemain PSS Sleman ini selesai tanpa harus maju ke jalur yang lebih serius lagi.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Gaji para pemain PSS Sleman dikabarkan belum terbayarkan di Bulan Mei dan Juni.
Berita itu pun sampai ke Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).
General Manager APPI, Ponaryo Astaman mengetahui awal kabar tersebut justru dari pemberitaan.
Setelah itu dirinya langsung mengonfirmasi salah satu pemain PSS Sleman.
Dari komunikasi itu, eks pemain Timnas tersebut membenarkan memang terjadi penunggakan gaji dan kini para pemain PSS Sleman tengah menunggu komitmen manajemen PSS Sleman yang akan menuntaskan di pekan ini.
Baca: PSS Sleman Tunggak Gaji Pemain, Begini Tanggapan APPI
APPI berharap permasalahan ini selesai tanpa harus maju ke jalur yang lebih serius lagi.
"Ya, kami sudah komunikasi juga dengan pemain karena kan soal tunggakan ini itu tidak ujuk-ujuk masuk pengadilan gitu kan engga," kata Ponaryo saat dihubungi wartawan, Senin (20/7/2020)
"Ada tahap-tahapnya, tahap awal memang prosesnya seperti ini, pemain itu komunikasi dengan klub, kalau selesai sampai di situ ya sudah selesai ya tidak berlanjut dan itu yang kami harapkan," sambungnya.
Baca: Saat Kompetisi Ditangguhkan, Mantan Pemain PSS Sleman dan PSIM Jogja Banting Setir Jualan Beras
Ponaryo sebenarnya telah memahami keadaan dari Maret lalu di mana Liga 1 dihentikan sementara akibat pandemi Covid-19.
Dalam Surat Keterangan PSSI perihal penghentian Liga sementara itu juga terdapat arahan kepada klub-klub untuk maskimal membayar gaji pemain sebesar 25%.
Realitanya ada klub-klub yang membayar para pemainnya hingga 10 %, bahkan yang mengejutkan munculnya kabar penunggakan ini.
Untuk itu ia berharap, sebelum dilanjutan Liga 1 2020 yang akan bergulir pada awal Oktober mendatang, klub-klub bisa berkomunikasi lebih rinci lagi kepada PT LIB perihal kendala-kendala yang bakal dihadapi, sehingga PT LIB yang bertindak sebagai operator liga bisa membantu kesulitan klub-klub.
"Kalau dari pihak klub merasa kesulitan ya komunikasi dengan LIB lah harusnya bagaimana solusi dari keadaan ini," kata Ponaryo.
"Keputusan (melanjutkan liga) sudah diambil bahwa kompetisi akan dilanjutkan tapi teknisnya harus ada pembahasan, dan di situ lah cara klub berbicara dengan LIB tentang kesulitan-kesulitan apa yang mereka hadapai. Jadi karkulasinya memang harus detail sekarang tidak bisa cuma sekadar norma-norma saja minta diteruskan karena ini, tapi karkulasinya harus lebih detail," jelasnya.