Ini Kata Ketum The Jakmania Soal Menjadi Suporter
Diky Soemarno ketua umum The Jakmania, suporter Persija Jakarta angkat bicara tentang suporter.
Editor: Toni Bramantoro
![Ini Kata Ketum The Jakmania Soal Menjadi Suporter](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ketum-the-jakmania-kunjungi-super-ball_20200718_112357.jpg)
Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Apa arti menjadi suporter?
Apa bahagianya menjadi suporter?
Pertanyaan ini sering disampaikan oleh orang-orang awam yang tidak masuk ke dalam dunia suporter atau bukan fans dari sepak bola.
Kali ini, Diky Soemarno ketua umum The Jakmania, suporter Persija Jakarta angkat bicara tentang suporter.
"Jadi suporter itu, sebagian orang memandang aneh, dalam arti mereka menanyakan apa yang diperjuangin? apa yang diharapkan? Apa yang diperoleh menjadi suporter?. Jadi suporter itu, menanamkan betul-betul cinta yang tidak ada pamrih," ucap Diky Soemarno.
![Ketua Umum the Jakmania, Diky Soemarno (kanan) bersama CEO Cakap, Tomy Yunus (kiri) berfoto bersama setelah resmi menjalin kerja sama.](https://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/diky-soemarno-kanan-bersama-ceo-cakap-tomy-yunus.jpg)
Diky menjelaskan, kata pamrih yang ada pada suporter hanya pada keinginan melihat tim yang didukung menang.
Tak peduli seberapa jauh perjalanan untuk mendukung tim, suporter pun disebut pemain ke 12 tim.
"Kami datang, kami dukung, kami beli tiket, dan teriak-teriak, dan capek. Hasilnya adalah mendapatkan kebahagiaan dengan melihat kemenangan yang diperoleh oleh tim. Kalau untuk keuntungan pribadi tentunya tidak ada ya. Tidak dapat uang atau nasi bungkus dari situ. Hanya kepuasan batin yang dirasakan dimana itu ibarat hobby yang tersalurkan. Dan ada kepuasan tersendiri di dalam itu," tutur lulusan sastra Jawa Universitas Indonesia ini.
Beragam pengalaman pun dialami oleh suporter, baik manis dan pahit.
Manisnya adalah kala melihat tim kebanggaan meraih kemenangan. Selain itu, menjadi suporter juga membuka peluang silaturahmi dengan suporter klub lain.
Ada manis, ada pula rasa pahit. Selain kekalahan, rasa pahit yang dialami oleh suporter adalah kala ketidakmampuan menerima kedatangan salah satu suporter yang acap kali berujung pada kekerasan atau kericuhan.