Bek Timnas U-20 Indonesia Eddy Sudarnoto bersaing dengan striker Timnas U-20 Argentina Diego Maradona dalam penyisihan Grup B Piala Dunia U-20 1979 di Omiya, Jepang, 26 Agustus 1979.
Setelah gantung sepatu pada 1997, mantan pemain Napoli, Barcelona, dan Boca Juniors itu sempat melanjutkan karier menjadi pelatih, termasuk melatih tim nasional Argentina.
Ketika menyaksikannya melalui layar kaca, mungkin sebagian besar dari kita tak menyadari bahwa Maradona kerap mengenakan dua jam tangan.
Pemandangan itu sebelumnya paling disorot pada pergelaran Piala Dunia 2018, yang kemudian diberitakan oleh sejumlah media.
Lalu, apa sebetulnya alasan Maradona mengenakan dua jam tangan?
Dilansir Metro, Maradona sudah menggunakan dua jam tangan sejak 2004, dan itu sebetulnya tidak terlalu keluar dari karakter sang "Tangan Tuhan" yang eksentrik.
Ketika melakukan perjalanan ke Rusia untuk menyaksikan Piala Dunia 2018, misalnya, perbedaan waktunya menjadi enam jam lebih awal daripada waktu Argentina.
Menurut Heute Time, dua jam tangan yang dikenakan Maradona biasanya dari merek dan tipe yang sama, yang secara tidak langsung membuatnya menjadi gaya yang memberikan statement.
Meskipun dikenal sebagai penggemar Rolex, legenda yang identik dengan nomor punggung 10 itu juga memiliki relasi khusus dengan Hublot.
Hal itu sebagian disebabkan kedekatan merek tersebut dengan dunia sepak bola.
Namun, Maradona juga sangat menghargai merek tersebut dan menjadi salah satu brand ambassador untuk Hublot.
Tipe Hublot yang dikenakannya berbeda-beda, mulai dari Classic Fusion yang gaya hingga Big Bang King Gold.
Merek tersebut juga membuat edisi terbatas Hublot Maradona Big Bang Chronograph sebagai penghormatan untuk sang legenda lapangan hijau itu.
Jam tersebut didominasi warna hitam dengan aksen warna biru dan putih, yang mengacu pada warna pakaian tim nasional Argentina.
Detail nomor 10 juga terlihat pada jam tangan tersebut, yang berkaitan dengan nomor punggung Maradona.
Hari Berkabung Nasional
Meninggalnya Diego Armando Maradona menyisakan kepedihan bagi publik Argentina.
Begitu berdukanya, Pemerintah Argentina pun menetapkan masa berkabung nasional selama tiga hari setelah sang legenda menghembuskan nafas terakhirnya.
"Presiden Argentina telah memerintahkan masa berkabung nasional selama tiga hari untuk mengenang kepergian Diego Armando Maradona," tulis pernyataan dari Pemerintah Argentina seperti dikutip dari TYC Sports.
Presiden Argentina, Alberto Fernandez, juga mencuitkan foto ketika dia dan Maradona saling berpelukan.
“Anda membawa kami ke puncak dunia. Anda membuat kami sangat bahagia. Anda adalah yang terhebat dari semuanya. Terima kasih karena telah hadir di dunia ini, Diego. Kami akan merindukanmu selamanya,” tulis sang presiden dalam akun Twitter-nya.
"Semua pintu di negeri ini terbuka untuk Diego," tutur Fernandez dalam sebuah dialog lanjutan dengan TYC Sports.
Wakil presiden Argentina, Cristina Fernandez, juga turut menyuarakan kepedihannya atas kepergian Maradona.
"Banyak sekali kepedihan. Seorang yang hebat telah meninggalkan kita. Selamat jalan Diego, kami cinta kamu. Pelukan besar kepada seluruh keluarga dan mereka yang ditinggalkan," cuitnya sembari memasang foto Maradona mengangkat Piala Dunia 1986 di Meksiko.
Tiga hari setelah merayakan ulang tahun yang ke-60, pemilik nama lengkap Diego Armando Maradona itu dilarikan ke rumah sakit.
Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter yang merawat Maradona mengungkapkan bahwa ia mengalami pembekuan darah di otak atau biasa disebut subdural hematoma.
Tim dokter yang dipimpin oleh Dr Leopoldo Luque kemudian melakukan operasi terhadap Maradona pada awal November.
Maradona dikabarkan tinggal di sebuah rumah mewah di Tigre, Buenos Aires, untuk menjalani masa pemulihan dengan dikelilingi oleh sanak keluarganya.
Namun, Diego Maradona dinyatakan meninggal dunia karena serangan jantung pada Rabu (25/11/2020).