Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Video Gocekan Diego Maradona Bikin Kalang Kabut Timnas Indonesia

Momen pertemuan Diego Maradona dan Timnas Indonesia terjadi pada penyisihan Grup B Piala Dunia U-20 1979.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Video Gocekan Diego Maradona Bikin Kalang Kabut Timnas Indonesia
FIFA.COM
Bek Timnas U-20 Indonesia Eddy Sudarnoto bersaing dengan striker Timnas U-20 Argentina Diego Maradona dalam penyisihan Grup B Piala Dunia U-20 1979 di Omiya, Jepang, 26 Agustus 1979. 

Setelah gantung sepatu pada 1997, mantan pemain Napoli, Barcelona, dan Boca Juniors itu sempat melanjutkan karier menjadi pelatih, termasuk melatih tim nasional Argentina.

Baca juga: Kronologi Sakit Diego Maradona yang Meninggal di Usia 60 Tahun: Keluar Masuk Rumah Sakit Sejak 2015

Legenda Argentina, Diego Maradona, berada di tribune VIP dan menyapa penonton jelang laga grup D Piala Dunia 2018 antara timnas Argentina melawan timnas Islandia di Spartak Stadium, Moskow, pada Sabtu (16/6/2018).
Legenda Argentina, Diego Maradona, berada di tribune VIP dan menyapa penonton jelang laga grup D Piala Dunia 2018 antara timnas Argentina melawan timnas Islandia di Spartak Stadium, Moskow, pada Sabtu (16/6/2018). (HERKA YANIS P/TABLOID BOLA)

Ketika menyaksikannya melalui layar kaca, mungkin sebagian besar dari kita tak menyadari bahwa Maradona kerap mengenakan dua jam tangan.

Pemandangan itu sebelumnya paling disorot pada pergelaran Piala Dunia 2018, yang kemudian diberitakan oleh sejumlah media.

Lalu, apa sebetulnya alasan Maradona mengenakan dua jam tangan?

Dilansir Metro, Maradona sudah menggunakan dua jam tangan sejak 2004, dan itu sebetulnya tidak terlalu keluar dari karakter sang "Tangan Tuhan" yang eksentrik.

Baca juga: Argentina Berduka atas Meninggalnya Diego Maradona, Terapkan Tiga Hari Berkabung Nasional

Namun, alasan dia memakai dua jam tangan bukanlah karena fesyen, melainkan karena alasan praktis.

Maradona mengenakan dua jam tangan setiap bepergian.

Berita Rekomendasi

Hal itu dilakukannya agar selalu tahu jam rumahnya.

Salah satu jam tangan selalu disetel ke waktu Argentina, sedangkan jam tangan lainnya disetel ke waktu lokal di mana pun dia berada.

Baca juga: Kisah Tragis Diego Maradona: Jenius di Lapangan Tapi Kehidupan Luar yang Liar Menghancurkannya

Ketika melakukan perjalanan ke Rusia untuk menyaksikan Piala Dunia 2018, misalnya, perbedaan waktunya menjadi enam jam lebih awal daripada waktu Argentina.

Menurut Heute Time, dua jam tangan yang dikenakan Maradona biasanya dari merek dan tipe yang sama, yang secara tidak langsung membuatnya menjadi gaya yang memberikan statement.

Meskipun dikenal sebagai penggemar Rolex, legenda yang identik dengan nomor punggung 10 itu juga memiliki relasi khusus dengan Hublot.

Hal itu sebagian disebabkan kedekatan merek tersebut dengan dunia sepak bola.

Hublot Maradona Big Bang Chronograph.
Hublot Maradona Big Bang Chronograph. (watch-id.com)

Namun, Maradona juga sangat menghargai merek tersebut dan menjadi salah satu brand ambassador untuk Hublot.

Tipe Hublot yang dikenakannya berbeda-beda, mulai dari Classic Fusion yang gaya hingga Big Bang King Gold.

Merek tersebut juga membuat edisi terbatas Hublot Maradona Big Bang Chronograph sebagai penghormatan untuk sang legenda lapangan hijau itu.

Jam tersebut didominasi warna hitam dengan aksen warna biru dan putih, yang mengacu pada warna pakaian tim nasional Argentina.

Detail nomor 10 juga terlihat pada jam tangan tersebut, yang berkaitan dengan nomor punggung Maradona.

Hari Berkabung Nasional

Meninggalnya Diego Armando Maradona menyisakan kepedihan bagi publik Argentina.

Begitu berdukanya, Pemerintah Argentina pun menetapkan masa berkabung nasional selama tiga hari setelah sang legenda menghembuskan nafas terakhirnya.

"Presiden Argentina telah memerintahkan masa berkabung nasional selama tiga hari untuk mengenang kepergian Diego Armando Maradona," tulis pernyataan dari Pemerintah Argentina seperti dikutip dari TYC Sports.

Presiden Argentina, Alberto Fernandez, juga mencuitkan foto ketika dia dan Maradona saling berpelukan.

Baca juga: Kronologi Sakit Diego Maradona yang Meninggal di Usia 60 Tahun: Keluar Masuk Rumah Sakit Sejak 2015

“Anda membawa kami ke puncak dunia. Anda membuat kami sangat bahagia. Anda adalah yang terhebat dari semuanya. Terima kasih karena telah hadir di dunia ini, Diego. Kami akan merindukanmu selamanya,” tulis sang presiden dalam akun Twitter-nya.

"Semua pintu di negeri ini terbuka untuk Diego," tutur Fernandez dalam sebuah dialog lanjutan dengan TYC Sports.

Baca juga: Mengenang Diego Maradona, Pernah Tampil di Piala Dunia U-20 1979 dan Jebol Gawang Timnas Indonesia

Wakil presiden Argentina, Cristina Fernandez, juga turut menyuarakan kepedihannya atas kepergian Maradona.

"Banyak sekali kepedihan. Seorang yang hebat telah meninggalkan kita. Selamat jalan Diego, kami cinta kamu. Pelukan besar kepada seluruh keluarga dan mereka yang ditinggalkan," cuitnya sembari memasang foto Maradona mengangkat Piala Dunia 1986 di Meksiko.

Baca juga: Kisah Tragis Diego Maradona: Jenius di Lapangan Tapi Kehidupan Luar yang Liar Menghancurkannya

Memasuki 2020, kondisi Diego Maradona memang memburuk.

Tiga hari setelah merayakan ulang tahun yang ke-60, pemilik nama lengkap Diego Armando Maradona itu dilarikan ke rumah sakit.

Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter yang merawat Maradona mengungkapkan bahwa ia mengalami pembekuan darah di otak atau biasa disebut subdural hematoma.

Tim dokter yang dipimpin oleh Dr Leopoldo Luque kemudian melakukan operasi terhadap Maradona pada awal November.

Maradona dikabarkan tinggal di sebuah rumah mewah di Tigre, Buenos Aires, untuk menjalani masa pemulihan dengan dikelilingi oleh sanak keluarganya.

Namun, Diego Maradona dinyatakan meninggal dunia karena serangan jantung pada Rabu (25/11/2020).

Profil Diego Maradona

Diego Maradona

Nama lengkap: Diego Armando Maradona Franco

Tempat lahir: Lanus, Buenos Aires, Argentina

Tanggal lahir: 30 Oktober 1960

Tinggi: 165 cm

Posisi bermain: Gelandang serang, second striker

Karier klub

1976–1981 Argentinos Juniors

1981–1982 Boca Juniors

1982–1984 Barcelona

1984–1991 Napoli

1992–1993 Sevilla

1993–1994 Newell's Old Boys

1995–1997 Boca Juniors

Karier tim nasional

1977–1979 Argentina U20

1977–1994 Argentina

Karier pelatih

1994 Textil Mandiyu

1995 Racing Club

2008–2010 Argentina

2011–2012 Al-Wasl

2013–2017 Deportivo Riestra (Asisten)

2017–2018 Fujairah

2018–2019 Dorados de Sinaloa

2019–2020 Gimnasia de La Plata

Prestasi

Boca Juniors: 1981 Metropolitano

Barcelona: Copa del Rey 1983, Copa de la Liga 1983, Supercopa de Espana 1983

Napoli: Serie A 1986-1987 dan 1989-1990, Coppa Italia 1986-1987, Piala UEFA 1988-1989, Supercoppa Italiana 1990

Argentina: Piala Dunia 1986, Artemio Franchi Trophy 1993

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
11
9
1
1
21
6
15
28
2
Man. City
12
7
2
3
22
17
5
23
3
Chelsea
12
6
4
2
23
14
9
22
4
Arsenal
12
6
4
2
21
12
9
22
5
Brighton
12
6
4
2
21
16
5
22
Lihat selengkapnya
Berita Populer

Wiki Populer

Berita Terkini
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas