Wanita Pesepakbola Ini Tak Sudi Beri Penghormatan ke Diegeo Maradona yang Dia Anggap Pemerkosa
Dapena memilih untuk duduk membelakangi para staf dan pemain saat semuanya sedang memberikan penghormatan.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM - Wanita pesepakbola wanita asal Spanyol, Paula Dapena, enggan memberikan penghormatan terakhir kepada Diego Maradona dan menyebutnya seorang pemerkosa.
Dunia sepak bola kehilangan sosok yang luar biasa dalam diri Diego Maradona beberapa waktu lalu.
Maradona wafat pada Rabu (25/11/2020) di kediamannya yang berada di Buenos Aires akibat serangan jantung.
Baca juga: Skandal Kematian Diego Maradona: Pengakuan Sangat Menderita dan Putus Asa, Ini Kata-Kata Terakhirnya
Seluruh pertandingan sepak bola pun diminta untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Dewa Sepak Bola Argentina itu.
Setiap pemain dan staf yang ada di dalam pertandingan diminta untuk mengheningkan cipta dan tepuk tangan selam beberapa menit.
Baca juga: Cerita Selebrasi Lionel Messi Buat Diego Maradona: Gol Mirip Hingga Berujung Denda Puluhan Juta
Akan tetapi, rupanya ada satu pesepak bola wanita asal Spanyol yang enggan untuk memberikan penghormatan kepada Maradona.
Pesepak bola wanita itu adalah Paula Dapena yang membela Viajes InterRias FF, klub sepak bola wanita yang berkompetisi di Divisi Ketiga Liga Spanyol Wanita.
Dalam sebuah pertandingan persahabatan melawan Deportivo La Coruna, Dapena tak mau memberikan tribute kepada Maradona.
Bahkan, Dapena memilih untuk duduk membelakangi para staf dan pemain saat semuanya sedang memberikan penghormatan.
Pesepak bola berusia 24 tahun yang juga berprofesi sebagai guru tersebut rupanya memiliki alasan tersendiri.
Baca Juga: Inilah Pemain Persib yang Miliki Kemampuan seperti Diego Maradona
Dilansir BolaSport.com dari media Spanyol, AS, Dapena mengaku tak sudi memberikan penghormatan kepada pelaku pemerkosaan dan kekerasan terhadap perempuan.
Bagi Dapena, Maradona memang sosok yang luar biasa di dalam lapangan, tapi merupakan seorang pelaku kekerasan gender di lapangan.
Terlebih lagi, Maradona meninggal tepat pada Hari Menentang Kekerasan Gender yang diperingati tiap tanggal 25 November.
Menurut Dapena, jika dirinya memberikan penghormatan terakhir kepada Maradona, itu artinya dia mendukung pelaku kekerasan.
"Maradona, dalam istilah sepak bola, menurut saya dia memiliki kemampuan dan kualitas yang spektakuler. Akan tetapi, sebagai pribadi, dia meninggalkan banyak hal yang diinginkan oleh orang lain," ujar Dapena.
Baca Juga: Usai Cetak Gol, Lionel Messi Beri Penghormatan untuk Diego Maradona dan Kejutkan Rekan Setimnya
"Ketika kasus pedofilia dan pelecehannya terungkap, itu bertentangan dengan cita-cita dan perjuangan saya sehari-hari. Jadi, berdiam diri satu menit dan memberi penghormatan padanya bertentangan dengan saya. Saya tidak bisa melakukannya," ucap Dapena melanjutkan.
Maradona memang sempat diketahui melakukan kekerasan terhadap mantan kekasihnya, Rocio Oliva.
Legenda sepak bola yang khas menggunakan nomor punggung 10 itu juga disebut pernah melakukan pemerkosaan terhadap jurnalis asal Rusia di sebuah hotel.
Usai melakukan aksi protesnya itu, Dapena mengaku banyak mendapatkan kecaman dan ancaman pembunuhan.
Bahkan, aksi protes Dapena turut menyeret rekan setimnya dalam bahaya karena ikut diprotes.
Baca Juga: VIDEO - Lionel Messi Nyaris Curi Gol Martin Braithwaite Pakai Tangan Tuhan ala Diego Maradona
Namun, Dapena mengaku tidak akan menarik kembali sikapnya dan tetap teguh pada pendiriannya.
"Saya tidak hanya menerima pelecehan melalui jejaring sosial, tapi juga melalui rekan setim saya," kata Dapena.
"Kami tidak hanya mengalami pelecehan, ada juga ancaman pembunuhan dan ancaman seperti, 'Saya akan menemukan alamat Anda dan saya akan pergi ke rumah Anda dan mematahkan kaki Anda'," tutur Dapena melanjutkan.
Menurut Dapena, pesepak bola tidak bisa dihindarkan dari nilai-nilai moral yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Terlebih lagi, seorang pesepak bola terkenal yang memiliki banyak penggemar harus menjadi contoh yang baik bagi semuanya.
Baca Juga: Bawa Barcelona Menang 4-0 atas Osasuna, Lionel Messi Lakukan 3 Hal ala Diego Maradona
"Untuk menjadi atlet yang baik Anda harus memiliki nilai-nilai dan menjadi orang yang baik. Pesepak bola adalah orang biasa sebelum menjadi pesepak bola, terlebih lagi jika dia adalah idola banyak orang seperti Maradona," ujar Dapena.
"Anda tidak dapat memisahkan tautan satu hal dari yang lain. Ada hal-hal yang dapat dipisahkan tautannya, tetapi yang lainnya tidak," ucap Dapena melanjutkan.
Sampai berita ini muncul, belum ada kabar terkait tindakan terhadap aksi dari Dapena tersebut.