Gennaro Gattuso Mengaku Umurnya Tinggal Satu Bulan Karena Autoimun Langka, Penyakit Apa Itu?
Pelatih Napoli, Gennaro Gattuso mengaku tengah sekarat. Umurnya tinggal satu bulan lagi. Ia mengidap penyakit autoimun langka
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Misalnya, lupus mempengaruhi lebih banyak orang Afrika-Amerika dan Hispanik daripada Kaukasia.
Penyakit autoimun tertentu, seperti multiple sclerosis dan lupus dapat menular pada anggota keluarga lainnya.
Tidak setiap anggota keluarga memiliki penyakit yang sama, tetapi mereka mewarisi kerentanan terhadap kondisi autoimun.
Karena insiden penyakit autoimun meningkat, para peneliti menduga faktor lingkungan yang mempengaruhi di antaranya infeksi dan paparan bahan kimia atau pelarut.
Sebuah studi tahun 2015 berfokus pada teori lain yang disebut hipotesis kebersihan.
Dengan adanya vaksin dan antiseptik, anak-anak sekarang tidak mudah terpapar kuman.
Kurangnya paparan bisa membuat sistem kekebalan tubuh mereka cenderung bereaksi berlebihan terhadap zat-zat yang tidak berbahaya.
Berikut 10 penyakit autoimun pada umumnya:
1. Diabetes tipe 1
Pankreas menghasilkan hormon insulin, yang membantu mengatur kadar gula darah.
Pada diabetes mellitus tipe 1, sistem kekebalan menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas.
Hasil gula darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, serta organ-organ seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.
2. Rheumatoid arthritis (RA)
Pada rheumatoid arthritis (RA), sistem kekebalan menyerang sendi.
Serangan ini menyebabkan kemerahan, kehangatan, nyeri, dan kekakuan pada persendian.
Tidak seperti osteoartritis, yang biasanya menyerang orang-orang ketika mereka semakin tua, RA dapat mulai sedini 30-an atau lebih cepat.
3. Psoriasis / radang sendi psoriatik
Sel-sel kulit biasanya tumbuh dan kemudian luruh ketika mereka tidak lagi dibutuhkan.
Psoriasis menyebabkan sel-sel kulit berkembang biak terlalu cepat.
Sel-sel ekstra terbentuk dan membentuk bercak merah meradang, biasanya dengan sisik plak perak-putih pada kulit.
Hingga 30 persen penderita psoriasis juga mengalami pembengkakan, kekakuan, dan nyeri pada persendian mereka.
Bentuk penyakit ini disebut arthritis psoriatik.
4. Multiple sclerosis
Multiple sclerosis (MS) merusak selubung mielin, lapisan pelindung yang mengelilingi sel-sel saraf, di sistem saraf pusat.
Kerusakan pada selubung mielin memperlambat kecepatan pengiriman pesan antara otak dan sumsum tulang belakang ke dan dari seluruh tubuh.
Kerusakan ini dapat menyebabkan gejala seperti mati rasa, lemah, masalah keseimbangan, dan kesulitan berjalan.
Penyakit ini datang dalam beberapa bentuk yang berkembang pada tingkat yang berbeda.
Menurut aStudi 2012, sekitar 50 persen orang dengan MS membutuhkan bantuan berjalan dalam waktu 15 tahun.
5. Systemic lupus erythematosus (SLE)
Walaupun dokter di tahun 1800-an pertama kali menggambarkan lupus sebagai penyakit kulit karena ruam yang biasa timbulnya, bentuk sistemik, yang paling umum, sebenarnya mempengaruhi banyak organ, termasuk persendian, ginjal, otak, dan jantung.
Nyeri sendi, kelelahan, dan ruam adalah gejala yang paling umum.
6. Penyakit radang usus
Inflammatory bowel disease (IBD) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang menyebabkan peradangan pada lapisan dinding usus.
Setiap jenis IBD mempengaruhi bagian saluran GI yang berbeda.
Penyakit Crohn dapat mengobarkan bagian saluran GI, dari mulut ke anus.
Kolitis ulserativahanya mempengaruhi lapisan usus besar (usus besar) dan dubur.
7. Penyakit Addison
Penyakit Addison memengaruhi kelenjar adrenal, yang menghasilkan hormon kortisol dan aldosteron serta hormon androgen.
Terlalu sedikit kortisol dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan dan menyimpan karbohidrat dan gula (glukosa).
Kekurangan aldosteron akan menyebabkan hilangnya natrium dan kelebihan kalium dalam aliran darah.
Gejalanya meliputi kelemahan, kelelahan, penurunan berat badan, dan gula darah rendah.
8. Tiroiditis Hashimoto
Pada tiroiditis Hashimoto , produksi hormon tiroid melambat menjadi defisiensi.
Gejala termasuk kenaikan berat badan, kepekaan terhadap dingin, kelelahan, rambut rontok, dan pembengkakan tiroid (gondok).
9. Vaskulitis autoimun
Vasculitis autoimun terjadi ketika sistem kekebalan menyerang pembuluh darah.
Peradangan yang terjadi mempersempit pembuluh darah dan arteri, sehingga lebih sedikit darah yang mengalir melaluinya.
10. Anemia pernisiosa
Kondisi ini menyebabkan kekurangan protein, yang dibuat oleh sel-sel lapisan perut, yang dikenal sebagai faktor intrinsik yang diperlukan agar usus kecil menyerap vitamin B-12 dari makanan.
Tanpa cukup vitamin ini, seseorang akan mengalami anemia, dan kemampuan tubuh untuk sintesis DNA yang tepat akan diubah.
Anemia pernisiosa lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.
Menurut sebuah studi 2012, Anemia pernisiosa mempengaruhi 0,1 persen orang pada umumnya, tetapi hampir 2 persen yang terserang adalah orang di atas usia 60.
(Tribunnews.com/Apfia/Yurika Nendri/BolaSport.com)