Irma Oktavia Sukmawati Mengedapankan Prinsip Football for Everyone
Saat ini, komunitas sepak bola sedang menjamur dimana-mana. Ada yang murni hobi, ada pula yang ingin membangun silaturahmi lewat pertandingan bola.
Editor: Toni Bramantoro
"Saat itu saya lagi bermain, ada pemain lawan yang menyebut 'kasih dong bolanya biar dia joget-joget'. Itu membuat saya tidak nyaman. Saya sempat diam dan melihat si pembicara itu. Seusai laga itu, saya mendatangi tim mereka, kebetulan ada yang saya kenal dan membahas itu. Saat itu juga mereka meminta maaf. Namun untuk tim yang saya bela, rencana awal tadi urung terlaksana," tambahnya.
Satu kasus usai, dirinya masih menyimpan kasus pelecehan dirinya di tim yang ia bela.
Di undangan selanjutnya di tim yang sama, dirinya pun mencoba meminta klarifikasi. Namun, hanya ia bertemu dengan satu sosok orang dekat CEO tim tersebut.
"Saya mengobrol dan mengutarakan semuanya kepada oknum itu, dan dia mengatakan akan menyampaikannya kepada CEO. Namun belum ada respon hingga sebulanan. Baru setelah saya posting ke sosial media Senin (8/2/2021) malam lalu, ada beberapa orang di komunitas itu yang dm (pesan) termasuk CEO. Hanya saja malam itu saya belum baca, dan keesokannya ternyata pesan itu telah dihapus. Saya pun belum tau apa isi pesan itu," terangnya.
Hingga saat ini, Irma pun masih menunggu iktikad baik langsung dari komunitas tersebut.
Saat ini, dukungan pun berdatangan kepada Irma untuk melawan aksi seksisme di sepak bola, baik dari komunitas sepak bola lainnya hingga pesepakbola profesionalnya.
"Ternyata banyak pula yang mengalami hal yang sama namun takut bersuara. Bagi saya, ini menjadi penting karena kami menjadi satu suara melawan seksisme di sepak bola wanita," tutupnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.