Cerita Rafli Asrul Mengenal Sepakbola: Sempat Berposisi Sebagai Penjaga Gawang
Sebelum masuk program Garuda Select musim kedua pada awal 2020 lalu, Muhammad Rafli Asrul merupakan pemain jebolan akademi PSM Makassar.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebelum masuk program Garuda Select musim kedua pada awal 2020 lalu, Muhammad Rafli Asrul merupakan pemain jebolan Akademi PSM Makassar.
Torehan topskor saat membela PSM Makassar U-16 di ajang Elite Pro Acedemy (EPA) 2019 itu jadi catatan impresif Rafli sebelum akhirnya gabung di Garuda Select II.
Usai program Garuda Select II selesai, pria kelahiran Enrekang 17 tahun silam itu kembali mendapat kesempatan untuk lanjut ke program Garuda Select III yang kini tengah dilakukan di Inggris.
Rafli tak menyangka dirinya dapat kesempatan menimba ilmu di Eropa, ia pun turut menceritakan bagaimana awal mula dirinya mengenal sepakbola dalam acara bincang-bincang yang diadakan Mola TV secara daring pada Minggu (14/2/2021) malam.
“Ya, awal mula karena hobi sejak kecil, sudah suka sama sepakbola. Di lingkungan sekitar rumah banyak yang main sepakbola,” kata Rafli.
“Nah, waktu dulu itu pas saya main saya posisinya kiper. Terus bapak saya bilang buat apa jadi kiper, kalau kiper itu istilahnya kalau ada kotoran juga harus ditangkap. Jadi bapak saya arahin ke saya untuk pindah posisi,” ceritanya.
Hal lain yang tak pernah dilupakan Rafli sewaktu kecil yakni saat dirinya mendapatkan sepatu sepakbola pertamanya.
Saat itu ia menceritakan suasana hatinya sangat senang begitu mendapatkan sepatu sepakbola yang belikan orangtuanya.
“Sepatu bola pertama itu yang beli orangtua saya. Itu saya senang banget begitu dapat sepatu bola. Waktu itu saya masih inget sepatu bola pertama saya Umbro,” ujarnya
Selama menimba ilmu di Inggris bersama Garuda Select, Rafli sangat merindukan kedua orangtuanya.
Untuk mengobati rasa rindunya, dirinya mengatakan kerap berkomunikasi melalui video call
“Kalau yang dikangenkan ya orangtua saja. Saya sering sebelum latihan atau bertanding suka video call dulu sama orangtua saya di kampung,” kata pemain berposisi sebagai gelandang tersebut.
Rafli yang pada 17 Februari nanti tepat berusia 18 tahun pun berharap kualitas dirinya bisa semakin meningkat sehingga mimpi untuk bermain di Piala Dunia U-20 2023 bisa tercapai dan mengikuti langkah Bagus Kahfi dan Brylian Aldama bermain di klub Eropa.
“Ya, harapan saya setelah tambah usia nanti semoga saya bisa semakin bagus, bisa ikuti jejak senior-senior saya yang main di luar negeri dan bermain di Piala Dunia (U-20) nantinya,” pungkasnya.