Agum Gumelar Menilai Nurdin Halid Meletakkan Pondasi Industri Olahraga Sepakbola di Indonesia
Agum Gumelar menyatakan salut dengan sosok dan sepakterjang Nurdin Halid dalam membangun industri sepakbola di Indonesia.
Editor: Toni Bramantoro
“Saya sampai mengajak Muspida seperti Gubernur Palaguna, Kapolda, Pangkoops, dan Ketua DPRD Sulsel untuk sama-sama ke Jakarta mendukung PSM bertarung melawan Bandung Raya di final. Meskipun hasilnya PSM kalah, kami semua bangga melihat tim yang dipimpin Pak Nurdin Halid memiliki spirit bertanding yang tinggi dan sportif,” tutur Agum Gumelar.
Kisah sukses menangani PSM itulah yang membuat Agum Gumelar ketika menjabat ketua umum PSSI, mengangkat Nurdin Halid menjadi manajer tim nasional. Sukses menangani tim nasional, Agum Gumelar kemudian mempromosikan Nurdin Halid menjadi Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PSSI yang membawahi semua kategori tim nasional sepak bola.
“Ketika saya menjadi ketua umum PSSI menggantikan Pak Azwar Anas, saya teringat kiprah Pak Nurdin waktu menangani PSM. Maka, saya pun mengajak beliau untuk menjadi manajer timnas. Kemudian berkembang, saya meminta beliau menjadi ketua bidang Pembinaan Prestasi PSSI. Walaupun timnas kita belum masuk level atas Asia, timnas kita sudah disegani di Asia dan beberapa kejuaraan tingkat ASEAN timnas kita keluar sebagai juara,” tutur Agum
Gumelar.
Ketika Agum Gumelar terpilih menjadi ketua umum KONI akhir tahun 2003, Nurdin Halid kemudian maju dalam Kongres PSSI untuk merebut kursi ketua umum. Dia bersaing dengan Menteri Tenaga Kerja RI Jacob Nuwawea dan anggota DPR yang juga tokoh sepakbola Jawa Tengah, Sumaryoto.
“Yang bersaing ketat, Pak Jacob dan Pak Nurdin. Dan, saya bersyukur karena akhirnya Pak Nurdin yang terpilih. Mengapa? Karena Pak Nurdin itu orang bola. PSSI harus dipimpin oleh orang yang mengerti sepakbola. Orang yang gila bola. Dan suatu kenyataan, di bawah kepemimpinan Pak Nurdin, Kompetisi sepakbola kita memiliki nilai jual yang tinggi. Jadi, awal
berkembangnya industri sepakbola di Indonesia, itu adalah di zaman kepemimpinan Pak Nurdin,” ujar Agum Gumelar.
Agum Gumelar juga menyatakan senang dan salut melihat kiprah Nurdin Halid di tiga bidang sekaligus dan semuanya mulai dari tangga terbawah.
“Saya senang melihat bagaimana Pak Nurdin menggeluti berbagai bidang mulai dari bawah. Semuanya mulai dari bawah, sepak bola, koperasi, dan politik. Itu yang membuat saya salut dengan Pak Nurdin,” kata Agum.
Di akhir testimoninya, Agum Gumelar menyampaikan ucapan selamat kepada Nurdin Halid
atas gelar Doktor Honoris Causa yang diterimanya. Agum berharap, gelar kehormatan ini memotivasi Nurdin Halid untuk terus berkarya bagi masyarakat, bangsa, dan negara melalui tiga bidang yang digelutinya yaitu olahraga (sepakbola), koperasi, dan politik.
“Saya dan keluarga tentunya mengucapkan ‘Selamat’ kepada Pak Nurdin Halid atas anugerah ini. Saya sangat yakin, Pak Nurdin tidak akan mengecewakan kepercayaan dan kehormatan ini. Harapan saya, Pak Nurdin lebih membaktikan dirinya lagi bagi bangsa dan negara melalui
Berbagai bidang yang digelutinya selama ini, sepakbola, koperasi, dan politik,” pungkas Agum Gumelar.
Atas visi, gagasan, dan karya-karya nyata Nurdin Halid membangun industri sepakbola di Indonesia, Universitas Negeri Semarang menganugerahi Nurdin Halid gelar Doktor Honoris Causa di bidang sport industry.
Dalam sambutannya, Rektor Unnes Prof. Dr. Fathur Rakhman mengatakan, gelar kehormatan itu diberikan berdasarkan hasil kajian akademik atas gagasan dan karya-karya Nurdin Halid selama 15 tahun berkiprah di industri olahraga Sepakbola.
Dijelaskan, pihak Unnes memberikan gelar Doktor Honoris Causa itu melalui mekanisme dan
proses akademik yang ketat sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1980 dan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penganugerahan Doktor Kehormatan.
“Bapak Nurdin Halid telah menunjukkan terobosan yang memberikan dampak besar dalam
perkembangan sepakbola di Tanah Air. Pemikiran dalam bidang industri olahraga telah diimplementasikan dengan baik ketika Bapak Nurdin Halid menjadi manajer klub PSM
Makasar, manajer klub Pelita Jaya, Manajer Tim Nasional, Ketua Umum PSSI, dan pengurus asosiasi sepakbola Asia,” demikian Fathur yang juga bertindak selaku co-promotor.
Fathur Rakhman menjelaskan, pemberian gelar kehormatan ini merupakan apresiasi, dorongan, sekaligus pintu pembuka agar perguruan tinggi dan pelaku industri olahraga dapat bersinerji memajukan olahraga nasional. Karena kemajuan industri olahraga tidak bisa dipisahkan dari ilmu pengetahuan dan industri.