Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Profil Rade Krunic - Versatile AC Milan, Pengorbanan Mezzala demi Kejayaan Setan Merah Cabang Italia

Profil Rade Krunic, gelandang AC Milan yang memiliki posisi ideal seperti bunglon, Mezzala, berikut definisinya.

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
zoom-in Profil Rade Krunic - Versatile AC Milan, Pengorbanan Mezzala demi Kejayaan Setan Merah Cabang Italia
Oli SCARFF / AFP
Gelandang Pantai Gading Manchester United Amad Diallo (tengah) berselisih dengan gelandang AC Milan asal Bosnia Rade Krunic (kiri) saat gelandang Skotlandia Manchester United Scott McTominay (kanan) menyaksikan pertandingan leg pertama babak 16 besar Liga Eropa UEFA antara Manchester United dan AC Milan di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 11 Maret 2021. Oli SCARFF / AFP 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut profil Rade Krunic, versatile yang dimiliki oleh klub elite Liga Italia, AC Milan.

Nama Rade Krunic jelas tak asing bagi tifosi Liga Italia, khususnya pendukung setia AC Milan, Milanisti.

Meskipun namanya tak banyak disorot layaknya Ismael Bennacer, Hakan Calhanoglu, Franck Kessie hingga Zlatan Ibrahimovic.

Baca juga: Badai Belum Berlalu AC Milan, Rafael Leao Cedera Jelang Lawan MU, Rossoneri Ompong Tak Bertaring

Baca juga: Profil Alexis Sanchez, Senjata Rahasia Antonio Conte di Inter Milan dari Bangku Cadangan

Namun pemain asal Bosnia itu adalah 'pahlawan' yang dapat datang sewaktu-waktu jika dibutuhkan oleh pelatih AC Milan, Stefano Pioli.

Mengapa demikian? Rade Krunic merupakan gelandang yang memiliki kemampuan unik, yakni dapat bermain di segala penjuru posisi lapangan tengah.

Sebut saja trequartista dan regista menjadi dua peran yang sejauh ini telah diemban tuntas oleh mantan pemain Empoli tersebut.

Ia merupakan 'ban serep' ketika satu di antara andalan regista atau trequarstista AC Milan berkendala untuk bermain.

Berita Rekomendasi

Dapat diambil contoh, ketika Hakan Calhanoglu tak dapat bermain lantaran cedera.

Maka posisi tersebut harusnya diberikan kepada Brahim Diaz yang memiliki kualitas dan posisi bermain seperti Hakan Calhanoglu.

Namun pada kenyataannya tidak demikian, Stefano Pioli kerap kali mempercayakan posisi gelandang serang ataupun penyerang lubang yang ditinggalkan oleh Calhanoglu kepada pemain 27 tahun tersebut.

Pemain kelahiran Bosnia, 7 Oktober 1993 itu memiliki fisik yang prima.

Dengan tinggu 184cm, pemain yang terkenal lugas itu memiliki kemampuan untuk berduel di lapangan tengah.

Tak heran jika Pioli juga kerap memeprcayakan posisi gelandang serang kepada Krunic.

Mengingat ia mempunyai kemampuan untuk berduel dan daya jelajah yang tinggi dalam 'memonitor' setiap jengkal permainan.

Lantas, dari sekian banyak tugas yang bisa diemban oleh Rade Krunic, posisi natural seperti apa yang dimiliki oleh pemain 27 tahun tersebut?

Usut punya usut, Krunic mengaku memiliki posisi ideal seorang Mezzala.

"Bahkan pelatih tahu bahwa peran alami saya adalah sebagai mezzala," terangnya, dikutip dari laman Sempre Milan

"Tidak ada satu pun dalam formasi kami, tapi saya bisa melakukannya dengan baik sebagai gelandang dan sebagai playmaker atau pemain sayap. Itu tergantung pada permainan, jelas keputusan selalu ada pada pelatih.”

Namun bagi Krunic, posisinya tersebut tak penting. Ia lebih mengutamakan kebangkitan AC Milan di Liga Italia dan Eropa.

Tak pelak hal itu membuktikan bahwa seorang Rade Krunic tak pernah mengeluh untuk mengemban tugas apapun di lapangan tengah.

Mulai dari gelandang bertahan hingga membantu penyerangan.

Lantas peran Mezzala sendiri seperti apa?

Posisi bermain Mezzala berbeda dari mediano (gelandang bertahan) atau centrocampista (gelandang tengah), namun mendekati gelandang serang.

Peran Mezzala seperti halnya bunglon: samar-samar dalam sebuah pertandingan, karena posisi bermainnya ada di antara lini tengah dan depan, dan biasa beroperasi sebagai half-winger (gelandang setengah pemain sayap).

Peran Mezzala mulai terlihat di sepak bola pada era 1970-an, dan menjadi salah satu elemen penting dalam taktik zona mista, evolusi taktik catenaccio.

Zona Mista memiliki arti mixed zone atau dalam arti harafiah, tempat di mana biasanya wartawan berkumpul pasca pertandingan untuk melakukan doorstop, atau wawancara kepada pemain yang pasti melewati area tersebut.

Tapi, dari sudut pandang taktik, zona mista merupakan istilah yang terkenal pada era 1970-an hingga pertengahan 1990-an.

Dalam aplikasinya, zona mista mengacu kepada sistem zonal (daerah) yang mengharuskan pemain bergerak seirama, kolektif, dan terorganisir ketika bertahan maupun menyerang.

Apabila ada satu pemain yang meninggalkan zonanya, maka pemain lain akan menggantikannya.

Itulah kenapa zona mista disebut sebagai evolusi taktik catenaccio, karena memiliki kesamaan dari segi kolektivitas bermain.

Taktik yang biasa digunakan dalam sistem bermain zona mista adalah 3-5-2 dan 4-3-3, yang juga melibatkan libero, bek sayap, penyerang sayap, dan tentunya, mezzala.

Karakteristik mezzala di masa lalu tidak diwajibkan membantu tim dalam fase bertahan.

Namun, mereka juga harus tetap bergerak seirama untuk menjaga keseimbangan zonal marking zona mista.

Ketika menyerang, seorang mezzala biasanya pintar mencari posisi terbaik untuk melibatkan dirinya dalam proses serangan.

Biasanya, mezzala selalu bergerak di area yang sempit di antara kawalan lawan, apalagi di masa lalu saat berhadapan dengan tim yang masih memeragakan catenaccio.

Perjalanan Karier Rade Krunic

Gelandang berusia 25 tahun itu memulai kariernya sebagai pemain sepak bola dengan klub lokal Bosnia Herzegovina, Sutjeska Foca.

Bermain baik bersama Sutjeska, Rade Krunic pun diangkut oleh klub Serbia, Donji Srem pada musim 2013/14.

Hanya bertahan sekitar setahun, Rade Krunic melanjutkan kiprahnya di sepak bola dengan bergabung bersama klub Italia, Hellas Verona.

Namun dikarenakan kalah saing dengan pemain utama, Rade Krunic pun sempat dipinjamkan kembali ke Donji Srem pada 2014 lalu.

Rade Krunic yang berstatus pemain Hellas Verona kemudian dilepas untuk bergabung Borac Cacak. Lalu Empoli meminangnya sejak tahun 2015

Setelah empat tahun bersama Empoli, rekan dari Ismael Bennacer itupun dipinang oleh AC Milan, tepatnya pada bursa transfer musim panas 2019.

(Tribunnews.com/Giri)

Berita terkait AC Milan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Napoli
21
16
2
3
35
14
21
50
2
Inter Milan
20
14
5
1
51
18
33
47
3
Atalanta
21
13
4
4
46
24
22
43
4
Lazio
21
12
3
6
37
28
9
39
5
Juventus
21
8
13
0
34
17
17
37
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas