Simone Inzaghi, Wujudkan Penantian 20 Tahun Lazio hingga Gagal ke Perempat Final Liga Champions
Simone Inzaghi menjadi pelatih pertama Lazio dalam 20 tahun terakhir yang menorehkan capaian lolos dari fase grup Liga Champions musim ini.
Penulis: Rochmat Purnomo
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
Lolosnya Lazio dari babak fase grup Liga Champions sekaligus memecahkan penantian 20 tahun yang sudah ditunggu.
Baca juga: AC Milan Cari Gratisan, Bek Gaek Bayern Munchen Masuk Daftar Pinang, Nasib Romagnoli Terancam Tragis
Baca juga: HASIL LIGA CHAMPIONS: Atalanta & Juventus Gagal ke Perempat Final, Lazio Terancam Mengekor
Meskipun demikian, langkah Inzaghi bersama Lazio di musim ini harus terhenti di babak 16 besar Liga Champions.
Kiprah Biancocelesti dihentikan oleh jawara bertahan Liga Champions, Bayern Munchen.
Klub yang baru saja meraih sextuple itu, menghentikan Lazio dengan agregat kemenangan 6-2.
Rinciannya menumbangkan Lazio dimarkasnya dengan skor mencolok 1-4 dan berlanjut di Allianz Arena 2-1.
Terhentinya kiprah Lazio di Liga Champions musim ini tetap memiliki kesan tersendiri bagi Simone Inzaghi.
Ia tak menyesal langkah Biancocelesti terhenti, karena menurutnya yang membuat tersingkir merupakan salah satu tim terbaik di Dunia.
“Setelah hasil leg pertama, kami bisa mengambil risiko malu di sini malam ini jika kami tidak memiliki sikap yang benar,” kata Simone Inzaghi kepada Sky Sport Italia.
“Namun, saya akan mengatakan kami memiliki kinerja yang baik secara keseluruhan, kami meninggalkan kompetisi ini dengan hormat, karena kami tidak terkalahkan dalam enam pertandingan grup.
“Penyesalannya adalah leg pertama, tapi melawan juara klub Eropa dan Dunia, saya pikir kami melakukannya dengan baik malam ini," imbuhnya.
Inzaghi mengukir dua rekor sekaligus yakni membawa Lazio kembali ke Liga Champions setelah 13 tahun.
Rekor berikutnya menghantarkan Lazio ke babak 16 besar Liga Champions setelah 20 tahun terakhir.
“Kami tahu bahwa ada tim di turnamen yang tidak dapat kami tandingi saat ini dan Bayern Munich adalah salah satunya.
“Tujuan kami adalah lolos ke 16 besar, kami mencapai itu tanpa terkalahkan, dan sangat bangga dengan perjalanan yang kami lakukan di Eropa.